Penemuan Fosil Makhluk Tertua di Bumi dan Kemungkinan Kehidupan Alien

20 Desember 2017 20:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fosil tertua yang ditemukan (Foto: John Valley/University of Wisconsin)
zoom-in-whitePerbesar
Fosil tertua yang ditemukan (Foto: John Valley/University of Wisconsin)
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian menemukan fosil makhluk mikroskopis yang sudah menghuni Bumi sejak 3,5 miliar tahun yang lalu. Hasil analisis para ilmuwan menunjukkan fosil mikroba purba ini merupakan makhluk hidup tertua yang pernah hidup di Bumi. Hasil penemuan ini disebut dapat membuktikan keberadaan makhluk hidup asing (alien) di planet lain.
ADVERTISEMENT
Pada hasil studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences itu, para peneliti mengklaim telah menemukan makhluk yang berusia 3,5 miliar pemakan metana yang merupakan makhluk abiogenesis (makhluk hidup yang muncul dari benda mati).
Dilansir Newsweek, para peneliti dari University of California dan University of Wisconsin itu memperkirakan makhluk ini sudah mengalami evolusi selama miliaran tahun bila dihitung dari umur bumi yang diperkirakan sudah 4,5 miliar tahun.
Penemuan ini memunculkan pertanyaan, apabila makhluk hidup bisa muncul ketika umur Bumi masih muda, mungkinkah makhluk hidup bisa muncul di planet lain juga?
Planet Ceres  (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Planet Ceres (Foto: NASA)
Karena ketika makhluk mikro ini muncul, Bumi masih sangat muda dan keadaannya jauh berbeda dengan Bumi sekarang.
ADVERTISEMENT
Sebagai gambaran, oksigen baru memenuhi Bumi sekitar 2,45 miliar tahun yang lalu. Sementara sekitar 4,4 sampai 4 miliar tahun yang lalu, Bumi berada dalam periode ‘neraka’, karena terlalu panas hingga air dan es tidak mungkin terbentuk.
Adakah Kehidupan Lain di Luar Bumi?
Ahli astrobiologi (cabang ilmu mengenai evolusi, penyebaran, dan masa depan kehidupan di alam semesta) mempelajari kemungkinan adanya kehidupan lain (alien) di luar Bumi. Dasar pemikiran adanya makhluk lain di luar Bumi adalah karena adanya tempat-tempat di Bumi yang memiliki kondisi mirip seperti tempat-tempat lain di luar angkasa.
Selain itu, ada pula sejumlah makhluk hidup yang terbukti mampu bertahan di wilayah yang ekstrem, mirip kondisi ekstrem di beberapa tempat di luar angkasa. Makhluk hidup yang mampu bertahan di wilayah yang ekstrem itu disebut sebagai ekstremofil. Makhluk ekstremofil bisa hidup di lingkungan ekstrem dengan kandungan kimia dan suhu yang tidak akan bisa ditoleransi oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh ekstremofil adalah makhluk hidup yang tinggal di ventilasi hidrotermal. Ventilasi hidrotermal adalah retakan yang terdapat di permukaan Bumi yang dapat memanaskan suhu lautan, biasanya terdapat di sekitar gunung berapi. Meski memiliki suhu yang tinggi, beberapa jenis bakteri, cacing, dan kerang bisa hidup di lingkungan seperti itu.
Selain memiliki suhu tinggi, wilayah seperti di ventilasi hidrotermal juga tidak mendapat banyak sinar matahari. Namun begitu, wilayah itu tetap bisa dihuni oleh makhluk-makhluk tersebut.
Dengan adanya penelitian terhadap awal mula kehidupan ini, J William Schopf, direktur Center for the Study of Evolution and the Origin of Life di University of California, mengatakan mungkin ada kehidupan lain di suatu tempat di alam semesta kita atau bahkan di luarnya.
ADVERTISEMENT