Penjelasan Halocline di Selat Madura, Saat Air Laut Beda Warna Bertemu

20 Maret 2019 22:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fenomena air laut berbeda warna di Selat Madura.
zoom-in-whitePerbesar
Fenomena air laut berbeda warna di Selat Madura.
ADVERTISEMENT
Media sosial dipenuhi dengan video yang menggambarkan fenomena air laut berbeda warna di perairan Selat Madura. Perbedaan warna itu membuat air laut tampak terpisah dan memunculkan pemandangan unik di Selat Madura.
ADVERTISEMENT
Peneliti Oseanografi Fisika Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Ahmad Bayhaqi, mengatakan bahwa hal ini adalah hal yang umum terjadi. Ia menjelaskan hal itu terjadi akibat pertemuan antara air berkandungan garam tinggi (salinitas tinggi) dengan air berkandungan garam rendah (salinitas rendah).
Fenomena yang terjadi di Selat Madura adalah pertemuan antara dua jenis air laut dengan tingkat garam atau salinitas yang berbeda. Kejadian ini bisa disebut dengan halocline. Halocline sendiri adalah perbedaan salinitas tapi secara vertikal.
"Itu terjadi ketika ada pertemuan antara air salinitas tinggi dengan fresher water (salinitas rendah) tetapi diikuti dengan arus atau gelombang yang tidak begitu kuat. Layer (lapisan) pemisahnya akan teramati karena tidak adanya pencampuran (mixing) yang kuat," ujarnya saat dihubungi kumparanSAINS, Rabu (20/3).
Kejadian Halocline juga ditemukan di Laut Salish di Kanada. Foto: Flickr/Ocean Networks Canada
Bayhaqi menduga ada lapisan tipis dari air laut yang memiliki salinitas atau kandungan garam rendah. Itu bisa terjadi akibat hujan atau masuknya air dari sungai.
ADVERTISEMENT
"Ditambah potensi pencampuran atau mixing di daerah tersebut rendah sehingga terlihat seperti terpisah antara air laut yang salinitas rendah dengan yang tinggi," jelas Bayhaqi.
Halocline pada umumnya terjadi di zona tempat terjadinya penurunan kadar salinitas yang drastis dan mempengaruhi densitas atau kepadatan air. Pemandangan ini seakan memperlihatkan laut yang terbelah oleh dua warna berbeda.
Fenomena ini sangat mungkin terjadi di zona-zona pertemuan dua laut yang kandungan garamnya berbeda. Seperti yang terjadi di Selat Gibraltar, tempat bertemunya air laut dari Samudra Atlantik dengan Laut Mediterania.
"(Samudra) Atlantik airnya lebih ke arah tawar dan Laut Mediterania lebih tinggi kandungan garamnya," jelas Bayhaqi. "Pada prinsipnya memang bisa terjadi di mana saja pertemuan air laut salinitas tinggi dengan salinitas rendah itu," imbuh dia.
ADVERTISEMENT