Penjelasan Peneliti soal Misteri Lenyapnya Kapal di Segitiga Bermuda

4 Agustus 2018 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Segitiga Bermuda (Foto: NOAA's National Ocean Service/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Segitiga Bermuda (Foto: NOAA's National Ocean Service/Flickr)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Segitiga Bermuda adalah sebutan bagi sebuah daerah di lautan yang terletak antara Bermuda, Puerto Riko, dan ujung Florida, salah satu negara bagian Amerika Serikat. Sudah bertahun-tahun daerah ini menjadi pusat cerita mistis nan aneh atas menghilangnya banyak kapal serta pesawat yang melewati daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Di antara cerita-cerita aneh tersebut adalah kisah tentang adanya alien yang menculik manusia untuk eksperimen mereka, badai geomagnetik yang mengacaukan sistem navigasi, hingga kisah benua Atlantis yang bisa menghisap kapal atau pesawat yang lewat di atasnya.
Selama bertahun-tahun, para peneliti sebenarnya telah berusaha menunjukkan bahwa ada penjelasan masuk akal atas kasus-kasus tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa risiko bahaya melakukan perjalanan melalui Segitiga Bermuda sama saja dengan melakukan perjalanan di daerah lautan lain.
Namun begitu, ada sekelompok peneliti asal Inggris yang mengeluarkan teori baru atas penyebab menghilangnya banyak kapal di Segitiga Bermuda. Para peneliti tersebut berhipotesis bahwa ombak liar tinggi bisa menyebabkan kapal terbalik.
"Tidak diragukan lagi bahwa area ini sering terjadi ombak liar," kata Simon Boxall, ahli kelautan dari University of Southampton yang juga termasuk dalam kelompok peneliti tersebut, dikutip dari Live Science.
Pusaran air di Segitiga Bermuda (Foto: Andrew/Flikcr)
zoom-in-whitePerbesar
Pusaran air di Segitiga Bermuda (Foto: Andrew/Flikcr)
Menurut penjelasan badan cuaca Amerika Serikat atau National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ombak liar mirip dengan dinding air yang curam dan tinggi. Sebagai contohnya adalah daerah di ujung selatan Afrika. Boxall mengatakan di sana berkumpul berbagai gelombang akibat badai dari selatan Samudra Atlantik dan Samudra Hindia.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga terjadi di Segitiga Bermuda. Di daerah tersebut, badai bisa datang dari segala arah. Mulai dari Meksiko, ekuator, dan sebelah timur Samudra Atlantik. Dijelaskan bahwa jika gelombang liar di sana bisa mencapai ketinggian 10 meter, dan bahkan terkadang bisa mencapai ketinggian 30 meter.
Para insinyur dari University of Southampton ini juga telah membuat sebuah simulasi ombak liar dengan menggunakan tangki air dan model kapal kecil. Mereka menemukan bahwa kapal bisa tenggelam jika terkena ombak tersebut. Selain itu, mereka juga menemukan bahwa semakin besar kapalnya maka semakin sulit bagi kapal untuk tetap mengapung.
Bermuda (Foto: Dok. NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Bermuda (Foto: Dok. NASA)
Kesalahan manusia
Boxall juga mengklarifikasi berbagai teori aneh mengenai Segitiga Bermuda, seperti anomali magnetik. Menurutnya di daerah tersebut tidak ada anomali tersebut. Ia menjelaskan anomali magnetik di permukaan terjadi karena adanya pergerakan mantel Bumi di bawah kerak. Sementara itu, Boxall menambahkan, anomali magnetik terdekat terjadi sekitar di 1.600 kilometer selatan Brasil, jauh dari Segitiga Bermuda.
ADVERTISEMENT
Teori lain yang sempat berkembang adalah adanya ledakan gas metana yang dapat menyebabkan air menjadi kurang padat dibanding kapal, suatu hal yang kemudian menyebabkan kapal tenggelam. Atas teori ini, Boxall mengatakan belum ada eksperimen yang bisa membuktikan hal ini bisa terjadi.
"Secara teori hal itu bisa terjadi, tapi banyak tempat di dunia yang di mana hal ini juga bisa terjadi," kata Boxall.
Boxall justru berpendapat bahwa penyebab umum terjadinya kasus hilang di sana adalah akibat kesalahan manusia. "Sering kali, saat sedang bekerja di laut, kami bertemu dengan orang-orang yang melakukan navigasi dengan bantuan peta jalan biasa, ada juga orang yang menggunakan ponsel sebagai cara berkomunikasi," ujarnya.
Boxall mengatakan bahwa peralatan-peralatan itu masih sangat kurang untuk perjalanan laut. "Begitu mencapai jarak 48 kilometer dari pantai, Anda akan kehilangan sinyal," tuturnya.
Segitiga bermuda di Amerika Latin (Foto: Wikimedia Commons )
zoom-in-whitePerbesar
Segitiga bermuda di Amerika Latin (Foto: Wikimedia Commons )
Selain adanya gelombang liar, NOAA juga menjelaskan bahwa area Segitiga Bermuda sering mengalami kecelakaan akibat adanya arus teluk, arus laut yang kuat dan cepat yang bisa menyebabkan terjadinya perubahan cuaca.
ADVERTISEMENT
"Ombak liar bisa terjadi di banyak tempat berbeda, gelembung metana juga demikian, dan jika ada banyak orang amatir yang tidak memiliki banyak pengalaman, kita juga akan mendapatkan banyak kejadian menghilang yang misterius," tutup Boxall.