Penyakit Langka Bikin Seorang Anak di Afsel Selalu Merasa Lapar

28 November 2018 17:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Obesitas pada anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Obesitas pada anak (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Seorang anak di Afrika Selatan bernama Caden Benjamin menderita penyakit langka yang disebut Prader Willi Syndrome (PWS). Penyakit ini disebabkan karena adanya gen yang tidak bisa berfungsi dengan baik dalam kromosom. Akibatnya, Caden jadi selalu merasa lapar.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Newsweek mengabarkan Caden meninggal dunia karena komplikasi yang disebabkan oleh obesitas. Caden meninggal dunia pada usia 11 tahun.
Karena menderita PWS, Caden tidak bisa mengendalikan rasa laparnya. Penyakit langka tersebut menyebabkan otak Caden selalu mengirimkan sinyal bahwa ia belum kenyang dan selalu merasa lapar. Akibatnya, Caden pun makan berlebihan sehingga mengalami obesitas. TimesLIVE, media di Afrika Selatan, melaporkan Caden telah mencapai berat 90 kilogram di usia yang baru 10 tahun.
Selain tidak bisa berhenti makan, PWS juga menyebabkan tubuh pendek, pertumbuhan yang terhambat, masalah kognitif, dan masalah perilaku seperti tantrum, keras kepala, dan cenderung obsesif-kompulsif.
Obesitas menyebabkan masalah kesehatan pada Caden sehingga ia harus menjalani fisioterapi agar bisa bernapas. Selain itu, jantung Caden juga membengkak, ia terkena diabetes, depresi, otot melemah, dan selulitis atau pelemahan jaringan kulit.
ADVERTISEMENT
Akibat kondisinya ini, Caden pun terpaksa berhenti sekolah dan tidak bisa bermain seperti anak-anak seusianya akibat kondisinya tersebut. Ibunya, Zola, terpaksa berhenti bekerja untuk mengurus Caden dan mereka pun akhirnya tidak punya uang untuk melanjutkan pengobatan.
Untungnya, Zola bertemu dengan Gila Sacks di Facebook yang akhirnya membantu untuk mencarikan dana pengobatan untuk Caden.
“Caden adalah hidup bagi ibunya,” kata Sacks. “Meskipun dia sudah tahu kesempatan anaknya untuk sembuh sangat kecil, ia tetap merasa hancur (setelah kematian anaknya). Ia ingin agar Caden dikenang sebagai anak laki-laki yang manis dan pemberani seperti dulu.”
Setelah Caden meninggal dunia, Sacks kembali menggalang dana untuk membantu Zola membayar pemakaman anaknya.
“Saya harap kita dapat membantu ibunya yang seorang single mother untuk memberikan pemakaman yang layak bagi Caden,” kata Sacks. “Caden dan ibunya tidak pernah berpisah. Jumat malam lalu adalah malam pertamanya tanpa Caden. Aku tidak ingin ia terlalu memikirkan masalah uang saat sedang berduka.”
ADVERTISEMENT