Penyakit Leptospirosis yang Ditularkan Hewan ke Manusia Terjadi di AS

15 Oktober 2019 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anjing Pitbull. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Anjing Pitbull. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, leptospirosis atau penyakit bakteri yang dapat ditularkan dari hewan peliharaan seperti anjing, ke manusia, ditemukan terjadi di daerah Oklahoma dan Utah, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan KOCO, dokter hewan Oklahoma bernama Sara Rowland mengaku tengah merawat anjing berusia 7 bulan yang menunjukkan tanda-tanda terjangkit penyakit leptospirosis.
“Hewan peliharaan itu tidak makan dengan baik, ia muntah dan muntahnya berwarna kuning (ruam),” ujar Rowland.
Sementara itu, menurut laporan KUTV pada September 2019, setidaknya 13 anjing di Utah telah terinfeksi bakteri leptospirosis. Kasus-kasus ini diyakini menyebar dari tempat penampungan anjing yang telah terinfeksi penyakit tersebut.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control/CDC), leptospirosis sendiri adalah penyakit bakteri yang menyerang hewan dan manusia. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal, gagal hati, meningitis, hingga kematian.
Leptospirosis paling sering ditemukan pada sapi dan tikus. Menurut Royal Society of Preventing Accidents, leptospirosis menjadi salah satu penyakit yang paling sering menyerang manusia yang ditularkan melalui hewan, terutama melalui kontak dengan air yang terkontaminasi oleh urine tikus.
ADVERTISEMENT
Dipaparkan oleh American Kennel Club, hewan seperti anjing sering tertular penyakit ini saat mereka berenang di genangan air atau minum air dari genangan yang terkontaminasi. Vaksinasi untuk anjing terkait pencegahan leptospirosis sebenarnya sudah ada, namun vaksin ini dianggap tidak penting kecuali jika hewan peliharaan berisiko tinggi terkena paparan.
Padahal, menurut peneliti, penyakit ini sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki peliharaan atau menghabiskan banyak waktu dengan hewan, seperti petani atau peternak. Selain itu, leptospirosis juga diduga telah mencemari penampungan atau kubangan air. Bahkan, penyakit ini dilaporkan telah merenggut korban jiwa.
Pada 2010, seorang pendayung Olimpiade Inggris, Andy Holmes, meninggal karena penyakit Weil, yakni fase lanjutan dari leptospirosis. Sementara itu, hujan lebat yang melanda Jamaika telah membuat Departemen Kesehatan Paroki Westmoreland, gencar untuk memperingatkan orang-orang tentang kemungkinan tertular leptospirosis.
Kondisi banjir di negara bagian selatan Kerala, India, Jumat (17/8/2018). Foto: Reuters/Sivaram V
“Kami mengalami hujan lebat dan saya melihat orang-orang mengarungi perairan di Savanna-Ia-Mar dan sekitarnya. Kami hanya ingin mengingatkan orang-orang bahwa dengan mengarungi air yang terkontaminasi, kuman dari urine hewan dapat menembus kulit manusia,” ujar Gerald Miller, Petugas Promosi dan Pendidikan Kesehatan, dalam wawancaranya bersama Jamaican Information Service.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, para korban banjir di Pune, India, juga mendapat peringatan untuk tidak mengarungi banjir karena berisiko lebih tinggi terpapar leptospirosis.
“Sejauh ini, tahun 2019, ada 12 kasus yang dilaporkan terkait leptospirosis,” ungkap Sanjeev Wanware, asisten petugas medis untuk Pune Municipality Corporation (PMC), pada Hindustan Times.
“Oleh karena itu, sebagai tindakan pencegahan, kami telah mengirimkan ke semua rumah sakit yang dikelola PMC. Kapsul doksisiklin juga tersedia gratis di semua rumah sakit PMC. Jumlah kasus positif diperkirakan akan terus meningkat.”
Dilaporkan India Today, peringatan itu muncul usai banjir melanda daerah Pune pada akhir September lalu dan menewaskan 22 orang serta lima orang lainnya hilang atau belum ditemukan.
Adapun risiko tertular leptospirosis bisa dikurangi dengan cara menghindari air yang berpotensi terkontaminasi, menjauh dari hewan yang terkontaminasi, dan menggunakan pakaian pelindung untuk membatasi atau mencegah paparan terhadap tanah atau air yang terkontaminasi.
ADVERTISEMENT