Perempuan Norwegia Meninggal Setelah Digigit Anak Anjing di Filipina

12 Mei 2019 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anjing poodle. Foto: Alexas_Fotos via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anjing poodle. Foto: Alexas_Fotos via Pixabay
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan asal Norwegia meninggal karena terinfeksi rabies. Infeksi rabies tersebut ia alami setelah ia bermain dengan seekor anak anjing yang ia temui saat berlibur di Filipina.
ADVERTISEMENT
Perempuan bernama Birgitte Kallestad itu bepergian ke Filipina bersama teman-temannya pada Februari lalu. Di sana, di pinggir sebuah jalan, mereka menemukan seekor anak anjing yang telantar.
Kallestad yang ingin menolong si anak anjing kemudian membawa anak anjing itu ke tempat penginapannya. Di tempat penginapannya, perempuan berusia 24 tahun itu memandikan si anak anjing dan lalu bermain bersama hewan kecil tersebut.
Menurut pihak keluarga, sebagaimana dilansir BBC, Kallestad menerima beberapa “gigitan dan cakaran kecil” dari anak anjing itu. Sayangnya, perempuan itu hanya mencuci bekas gigitan dan cakaran tersebut dan tidak memeriksakannya ke dokter.
Barulah saat Kallestad kembali ke Norwegia, dia mulai mengalami gejala sakit dan kemudian mengunjungi ruang gawat darurat beberapa kali. Pada saat itu, beberapa waktu telah berlalu sejak perjalanannya ke Filipina, dan para dokter kesulitan mendiagnosis penyakitnya.
ADVERTISEMENT
Pada Sabtu pekan lalu, 4 Mei 2019, tim dokter mengonfirmasi bahwa Kallestad menderita rabies, sebagaimana diberitakan Fox News. Sayangnya, dua hari kemudian, yakni Senin, 6 Mei 2019, nyawa Kallestad tak bisa tertolong.
Ilustrasi anjing. Foto: Shutterstock
Menurut laporan BBC, meninggal Kallestad ini merupakan kasus kematian pertama terkait rabies di Norwegia dalam lebih dari 200 tahun terakhir.
"Birgitte yang kami sayangi ini mencintai binatang ... ketakutan kami adalah bahwa ini akan terjadi pada orang lain yang memiliki hati yang hangat seperti dia," kata keluarganya dalam sebuah pernyataan yang dilansir BBC.
Rabies sendiri adalah penyakit yang menyerang susunan saraf pusat dan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus rabies dan biasanya menular ke manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus tersebut. Selain itu, penyakit ini juga bisa menular lewat cakaran karena bisa jadi si hewan pernah menjilati kuku-kukunya.
ADVERTISEMENT
Gejala awal penyakit ini mirip penyakit flu, seperti demam dan sakit kepala, dan kemudian diikuti oleh gejala yang lebih parah, seperti kecemasan, kebingungan, halusinasi, dan insomnia.
Petugas memeriksa hewan peliharaan anjing di kawasan Mangga Dua Selatan, Jakarta, Rabu (3/10). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sebenarnya saat ini sudah ada vaksin untuk rabies. Namun agar bisa bekerja efektif, vaksin itu harus diberikan sebelum gejala penyakit tersebut muncul. Sayangnya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), begitu seseorang mulai menunjukkan gejala rabies, tidak ada pengobatan efektif yang bisa diberikan sehingga penyakit ini hampir selalu berakibat fatal.
Sebelum kejadian meninggalnya perempuan Norwegia akibat digigit anak anjing di Filipina, pada Januari lalu CDC juga sempat melaporkan kasus seorang perempuan asal Virginia, Amerika Serikat, yang meninggal karena rabies setelah digigit anak anjing di negara lain di Asia. Perempuan itu digigit seekor anak anjing saat sedang menjalani retret di India.
ADVERTISEMENT