Perempuan yang Sensitif dengan Rasa Pahit Rentan Kena Kanker

21 Juli 2018 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minum kopi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minum kopi (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ada kabar buruk bagi perempuan yang tidak menyukai rasa pahit. Menurut studi yang telah dilakukan selama 20 tahun, kaum perempuan berusia lanjut, khususnya yang sensitif terhadap rasa pahit, cenderung memiliki risiko tinggi terkena kanker.
ADVERTISEMENT
Dilansir IFL Science, riset ini sudah dilakukan sejak 1995 dan telah dipublikasikan di European Journal of Nutrition. Dalam studinya, tim peneliti membagi 5.500 orang perempuan ke dalam tiga kategori berbeda: pengecap super, pengecap biasa, dan non pengecap.
"Perbedaan jumlah kejadian kanker di antara perempuan yang punya tingkat kepekaan rasa pahit tinggi dengan yang tidak cukup mencolok," ujar pemimpin studi, Joshua Lambert.
"Para pengecap super memiliki 58 persen risiko lebih tinggi terkena kanker, dan para pengecap memiliki 40 persen risiko lebih tinggi, dibandingkan dengan perempuan yang ada di kelompok non pengencap," tambahnya.
Tujuan utama penelitian adalah untuk melihat bagaimana pola makan, khususnya asupan sayuran mempengaruhi risiko kanker. Sayuran dengan rasa pahit, seperti brokoli misalnya, diketahui bisa membantu mencegah serangan kanker pada seseorang.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan menduga bahwa orang yang tidak suka rasa pahit akan mengurangi jumlah asupan sayuran berasa pahit dan membuat mereka memiliki risiko serangan kanker yang lebih tinggi.
Ilustrasi kanker (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker (Foto: Thinstock)
Peneliti sendiri menekankan bahwa temuan ini masih diperlukan studi lanjutan untuk bisa membantu menjelaskan hubungan antara rasa pahit dengan serangan kanker. Jadi temuan ini masih merupakan korelasi, dan tidak mengimplikasikan suatu penyebab.
"Mungkin jika kita melihat pada tingkat pola makan secara keseluruhan, kita akan melihat bahwa perempuan dari kelompok pengecap super memiliki kualitas pola makan yang lebih buruk dibandingkan dengan perempuan dari kelompok non pengecap," imbuh Lambert.