Perlu Jeda Waktu bagi Ibu yang Baru Melahirkan untuk Hamil Lagi

30 Oktober 2018 17:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Hasil sebuah riset yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine mengungkap berapa lama seorang ibu sebaiknya menunggu untuk hamil lagi setelah melahirkan anaknya.
ADVERTISEMENT
Riset ini menemukan bahwa kehamilan yang terlalu rapat dapat membahayakan ibu maupun bayinya. "Riset kami menemukan peningkatan risiko pada ibu dan bayi ketika kehamilan berjarak dekat, termasuk untuk wanita berusia lebih dari 35 tahun," kata Laura Schummers, penulis riset ini, dalam sebuah pernyataan yang dikutip IFL Science.
"Temuan untuk wanita yang lebih tua sangat penting, karena wanita yang lebih tua cenderung mengalami ini dan sengaja hamil dalam jarak waktu yang rapat."
Dalam riset ini peneliti menganalisis 150.000 catatan kesehatan ibu dan bayi di Kanada untuk melihat catatan kelahiran, kode tagihan, data rawat inap, informasi infertilitas, dan catatan sensus untuk menemukan hubungan antara kematian ibu dan morbiditas, komplikasi kehamilan, persalinan, dan persalinan yang mengancam jiwa.
ADVERTISEMENT
Hasilnya menunjukkan, seorang ibu setidaknya harus menunggu 18 bulan setelah melahirkan bila ingin punya anak lagi.
Ilustrasi seoarang kaka bersama adiknya. (Foto: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seoarang kaka bersama adiknya. (Foto: pixabay.com)
Kehamilan yang terjadi kurang dari 18 bulan setelah melahirkan dapat membahayakan. Pada kehamilan ibu yang berusia di atas 35 tahun, maka risiko yang muncul akan lebih besar pada sang ibu. Sebaliknya, kehamilan pada ibu yang berusia 20 hingga 34 tahun, risiko kesehatan akan lebih besar menimpa bayinya.
Ibu berusia 35 tahun atau lebih yang hamil enam bulan setelah kelahiran mengalami peningkatan risiko sebesar 1,2 persen untuk mengalami kematian atau morbiditas (terkena penyakit) berat dan enam persen untuk melahirkan secara prematur. Sementara bagi mereka yang menunggu hamil 18 bulan setelah kelahiran, risiko tersebut turun masing-masing menjadi 0,5 persen dan hampir tiga persen.
ADVERTISEMENT
Adapun wanita berusia 20 hingga 34 yang hamil enam bulan setelah melahirkan memiliki risiko kelahiran prematur 8,5 persen. Sementara mereka yang menunggu untuk hamil 18 bulan setelah kelahiran, risiko kelahiran prematurnya menurun jadi 3,7 persen.
Ilustrasi ibu hamil. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. (Foto: Shutterstock)
"Jarak kehamilan pendek mungkin menunjukkan adanya kehamilan yang tidak direncanakan, terutama di kalangan wanita muda," kata Dr Sonia Hernandez-Diaz, profesor epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health.
"Risiko buruk meningkat bisa jadi karena tubuh kita tidak memiliki waktu untuk pulih jika kita hamil segera setelah melahirkan, atau karena faktor yang terkait dengan kehamilan yang tidak direncanakan, seperti perawatan pranatal yang tidak memadai,” tuturnya,
Atas hal ini, Hernandez-Diaz memberi dua rekomendasi, yakni dengan meningkatkan akses alat kontrasepsi pasca melahirkan, atau dengan tidak melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama beberapa bulan setelah melahirkan.
ADVERTISEMENT