Perokok Bawa Zat Berbahaya Meski Ia Merokok di Tempat Terpisah

15 Mei 2018 7:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rokok.  (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rokok. (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak ada tempat untuk bersembunyi dari asap rokok, meski posisi kamu sudah jauh dari mereka yang merokok. Ada bukti partikel berbahaya dari rokok tetap bisa membahayakan dirimu yang tidak merokok.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advances menemukan bahwa partikel berbahaya dari rokok ternyata dapat menempel pada pakaian dan diindikasikan dapat dengan mudah terbang di udara. Partikel tersebut bisa mencemari ruangan yang kita anggap aman dari asap rokok.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Drexel University di AS itu menganalisis udara dari suatu ruang kelas kosong dan bebas asap rokok. Mereka menganalisis udara dengan mempelajari partikel dengan ukuran sangat kecil yang ada di sana.
Hasil riset menunjukkan, sepertiga dari partikel tersebut membawa senyawa kimia yang membuat mereka teridentifikasi sebagai rokok pasif.
Ruangan yang dipakai untuk penelitian itu sendiri hanya berjarak 20 meter dari balkon yang biasa digunakan orang untuk merokok.
Perokok di tepi jalan Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Perokok di tepi jalan Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)
Tim peneliti juga menduga sumber dari senyawa kimia berbahaya itu berasal dari penghangat serta pendingin ruangan yang berbagi dengan ruang kelas dan kantor di universitas.
ADVERTISEMENT
Apapun sumbernya, ilmuwan menyimpulkan bahwa jarak atau tembok tidak cukup untuk menyaring dan membatasi partikel beracun, serta melindungi udara dari ruangan yang seharusnya bebas rokok.
"Meski banyak area publik memiliki larangan merokok, seperti hanya memperbolehkan rokok di daerah pintu masuk, membuat gedung-gedung bebas rokok, dan melarang rokok di seluruh kampus, pembatasan ini hanya menjaga mereka yang tidak merokok dari bahaya menjadi perokok pasif," ujar Michael Waring, salah satu peneliti dalam studi.
Menempel di Partikel Kecil Air di Udara
Dalam suatu tes lain, tim peneliti mencoba menggunakan suatu wadah yang diisi dengan asap rokok sebelum kembali dikosongkan. Sehari kemudian, mereka mengisi wadah tersebut dengan udara segar dan menganalisis udaranya.
Hasil riset tidak jauh berbeda dengan penelitian Drexel University. Ditemukan 13 persen peningkatan atas temuan senyawa yang biasa ada pada asap rokok.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang tadinya menempel pada sisi-sisi wadah memiliki potensi untuk kembali terbang di udara. Jadi senyawa tersebut berubah menjadi gas sebelum kemudian menempel pada partikel air di udara yang sangat kecil dan bisa menyebar ke banyak tempat melalui arus udara dalam gedung.
"Faktanya adalah senyawa rokok dapat menempel ke banyak tempat, baik itu pakaian ataupun barang lain dari si perokok, hal ini berarti senyawa kimia berbahaya dari rokok dapat ditemukan di tempat-tempat yang sebelumnya kita duga mereka akan ada di sana," kata Peter DeCarlo, ahli kimia atmosfer yang juga anggota studi.
Ilustrasi rokok (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rokok (Foto: Thinkstock)
Tak Sekadar Aroma Rokok di Pakaian Perokok
Temuan ini juga menjelaskan bahwa transfer senyawa kimia rokok ke partikel air di udara membuat senyawa tersebut bisa terbawa lebih jauh dari yang sebelumnya kita duga.
ADVERTISEMENT
"Apa yang kita temukan adalah rute baru bagi senyawa tersebut untuk menyebar, yaitu melalui partikel aerosol, yang ada di mana-mana di dalam suatu lingkungan tertutup," ujar DeCarlo.
Selain itu, partikel air kecil itu dapat menempel pada molekul gas yang bisa terbang selama bertahun-tahun. Itu artinya akan ada waktu di mana udara sangat berbahaya untuk dihirup.
Namun sebelum panik, kita patut memahami bahwa belum ditemukan secara jelas seberapa berbahayanya partikel ini.
Perokok di Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Perokok di Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)
Memang pada studi yang dipublikasikan 2017 lalu ditemukan bahwa senyawa rokok yang menempel pada pakaian memiliki efek biologis yang signifikan pada tikus.
Tapi, belum ada temuan yang menghubungkan aerosol senyawa kimia rokok dengan kesehatan manusia. Meski demikian, hal ini bisa menjadi petunjuk atas bagaimana melindungi mereka yang tidak ingin terpapar senyawa kimia dari rokok.
ADVERTISEMENT
"Meski banyak orang yang sudah siap terpapar asap knalpot, atau senyawa kimia lain dalam konsentrasi kecil di luar ruangan, mereka biasanya berpikir bahwa di dalam ruangan mereka akan terlindungi dari itu semua," papar DeCarlo.
"Memahami bahwa kita secara terus menerus terekspos oleh senyawa kimia, bahkan di ruang kerja, adalah suatu tantangan baru untuk dikomunikasikan pada masyarakat umum."