Pertama Kalinya, Dokter Sukses Lakukan Transplantasi Penis dan Skrotum
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah operasi selama 14 jam, tim dokter bedah yang beranggotakan 11 orang itu sukses melakukan transplantasi tersebut. Ini adalah operasi transplantasi penis dan skrotum yang pertama kali sukses di dunia.
Pada transplantasi itu, si tentara mendapatkan transplanstasi penis, skrotum, serta beberapa bagian dari kulit perut dari pendonor. Selain itu, tim dokter juga menempelkan kembali uretra, arteri, pembuluh darah, otot, saraf, dan bagian lainnya ke pasien tersebut.
"Ini adalah suatu luka yang sangat menyedihkan untuk dialami, luka ini tidak mudah untuk diterima," ujar tentara itu, dilansir Business Insider .
"Ketika saya pertama kali bangun (setelah operasi), saya merasa lebih normal dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Akhirnya saya sudah oke sekarang," tambahnya.
Sebenarnya transplantasi penis sudah pernah dicoba dilakukan beberapa kali di dunia dalam beberapa tahun belakangan. Namun ini adalah transplantasi penis beserta bagian lain yang paling luas yang pernah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Dampak ledakan bom pada bagian tubuh si tentara memang cukup luas. Bagian pangkal paha hingga panggulnya mengalami kerusakan parah akibat ledakan tersebut.
"Kami berharap transplantasi ini akan mengembalikan fungsi buang air kecil dan seksual si pasien hingga mendekati normal," ujar W.P. Andrew Lee, kepala bagian bedah plastik dan rekonstruksi di John Hopkins University School of Medicine.
Operasi transplantasi yang dilakukan ini, yakni dengan bagian atau jaringan tubuh ditransfer dari satu individu ke individu lainnya, disebut dengan nama vascularized composite allotransplantation.
Setelah operasi, karena testis tidak termasuk dalam bagian yang ditransplantasi, maka pasien tersebut kemudian memerlukan suntikan hormon testoteron selama masa penyembuhan. Kini, empat minggu setelah operasi, kondisi pasien itu dilaporkan baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Para peneliti yang berada di balik transplantasi ini telah mempersiapkan prosedur operasi ini selama kurang lebih lima tahun, dan mereka mungkin dapat menggunakan teknik yang sama pada pasien lain yang menderita kerusakan serupa di masa depan.