Petani Prancis Rahasiakan Fosil Nenek Moyang Gajah Bergading Empat

16 Juli 2018 8:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fosil Gomphoterium Pyrenaicum (Foto: AFP/Musee d'Histoire Naturelle de Toulouse)
zoom-in-whitePerbesar
Fosil Gomphoterium Pyrenaicum (Foto: AFP/Musee d'Histoire Naturelle de Toulouse)
ADVERTISEMENT
Seorang petani dari desa L'Isle-en-Dodon, Prancis, yang berjarak 70 kilometer dari kota Toulouse, secara tidak sengaja menemukan sejumlah fosil yang diduga adalah mastodon Pirenia pada tahun 2014. Penemuan ini ia rahasiakan selama beberapa tahun sebelum akhirnya ia melaporkan penemuannya ke museum.
ADVERTISEMENT
Ternyata, petani ini punya alasan kuat mengapa dia tak melaporkan temuannya. Dia tak ingin ada paleontolog amatiran masuk dan mengacak-acak tanah pertaniannya.
Seiring berjalannya waktu, AFP melaporkan bahwa sang petani akhirnya memberitahukan pengelola Natural History Museum of Toulouse mengenai penemuannya tersebut.
Pihak museum langsung melakukan identifikasi terhadap fosil tersebut dan akhirnya menemukan bahwa fosil tersebut adalah milik dari Gomphoterium pyrenaicum, nenek moyang gajah yang hidup sekitar 11 hingga 13 juta tahun lalu di pegunungan Pirenia, pegunungan yang terletak di Eropa barat daya yang memisahkan Prancis dan Spanyol.
Hewan ini memiliki rupa seperti gajah, namun yang membuatnya unik, ia memiliki empat buah gading, bukan hanya dua, yang berukuran 80 sentimeter.
Konservasi Gajah Riau (Foto: FB Anggoro/ANTARA FOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Konservasi Gajah Riau (Foto: FB Anggoro/ANTARA FOTO)
Selain itu, menurut Direktur Natural History Museum of Toulouse, Francis Durathon, hewan ini memiliki dua rahang atas dan dua rahang bawah.
ADVERTISEMENT
Sebelum penemuan fosil ini, satu-satunya bukti bahwa hewan raksasa ini pernah hidup adalah empat gigi yang ditemukan di area yang sama pada tahun 1857.
"Sekarang kita memiliki tengkorak penuh yang akan memungkinkan kita untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang anatomi spesies ini," kata Duranthon.
Fosil tengkorak tersebut kini telah digali dan dibawa ke laboratorium. Kurator museum, Pierre Dalous memperkirakan akan butuh waktu setidaknya enam hingga sembilan bulan untuk memeriksa fosil tersebut dan mendapatkan hasil pemeriksaannya.