Planetarium Jakarta Sediakan 15 Teleskop Gratis untuk ‘Nobar’ Gerhana

30 Januari 2018 18:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Penduduk Jakarta dan sekitarnya yang ingin mengamati Bulan Merah Darah pada 31 Januari 2018 dengan teleskop tak perlu repot membeli alat itu.
ADVERTISEMENT
Sebab, Planetarium Jakarta akan mengadakan acara 'nonton bareng (nobar)' Bulan Merah Darah dengan menyiapkan teleskop dan para astronom untuk membantu masyarakat yang datang, memahami fenomena tersebut.
Fenomena Bulan yang akan terjadi pada 31 Januari malam nanti terbilang istimewa. Sebab, ada tiga fenomena yang terjadi bersamaan, yakni Bulan super alias supermoon, Bulan purnama kedua di bulan yang sama alias blue moon, serta gerhana Bulan total atau biasa disebut Bulan merah darah alias blood moon.
Bulan Merah Darah Akhir Januari (Foto: Chandra Dyah A/kumparan)
Ketiga fenomena yang bersamaan ini disebut juga sebagai super blue blood moon.
"Tanggal 31 Januari 2018 nanti, Planetarium akan mengadakan observasi. Kebetulan ada fenomena astronomi yang bersamaan, yaitu purnama perigee atau ada yang menyebut supermoon bersamaan juga dengan gerhana Bulan total," ujar Eko Wahyu Wibowo, Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukan dan Publikasi Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, saat ditemui kumparanSAINS di kantornya.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami akan mengadakan observasi agar masyarakat juga bisa mengikuti proses terjadinya fenomena alam tersebut secara bersamaan."
Eko Wahyu Wibowo (Foto: sayid mulki/kumparan)
Eko menjelaskan, Planetarium bekerja sama dengan Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) untuk menyelenggarakan acara pengamatan ini.
"Acara nanti tentunya kita selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan HAAJ. Termasuk nanti alat-alatnya dan astronomnya juga sebagian dari HAAJ," kata Eko.
Rencananya, acara pengamatan akan dilakukan di Plaza Teater Jakarta yang masih bersebelahan dengan gedung Planetarium di kompleks Taman Ismail Marzuki.
Planetarium telah menyiapkan 15 teleskop serta sumber daya manusia seperti astronom, teknisi, serta petugas keamanan demi kelancaran acara pengamatan Bulan Merah Darah.
"Dari 22 astronom, itu tujuh dari kita (Planetarium). Sisanya itu dari HAAJ sebanyak 15 orang," jelas Eko.
ADVERTISEMENT
Adapun dari 15 teleskop, satu di antaranya adalah teleskop relay untuk melakukan relay atau streaming pada layar besar sehingga banyak orang dapat melihat permukaan Bulan serta proses terjadinya gerhana Bulan total tersebut.
Tempat dan Waktu Pengamatan Super Blue Blood Moon (Foto: Sabryna Muviola/kumparan)
Sisa belasan teleskop lainnya adalah teleskop untuk pengamatan dan teleskop untuk pemotretan.
Meski tersedia teleskop dan adanya astronom yang akan menemani, pengunjung di acara pengamatan ini sama sekali tak dipungut biaya alias gratis.
"Untuk pengamatan nanti kita gratis tidak ada biaya apa pun. Bukan hanya untuk fenomena ini saja, misalkan kita kan ada kegiatan rutin peneropongan malam, itu juga kita gratis," paparnya.
Menurut estimasi yang dilakukan Planetarium Jakarta, acara pengamatan di Plaza Teater Jakarta itu nantinya akan diramaikan sekitar 4 ribu orang pengunjung.
7 Lokasi Pengamatan Gerhana Bulan Total di Jakarta (Foto: Chandra Dyah A/kumparan)
ADVERTISEMENT
Harapan Planetarium
Planetarium memiliki harapan tersendiri saat melakukan acara ini, seperti agar masyarakat memahami peristiwa di balik fenomena alam yang terjadi ini dan tidak ada lagi mitos yang tersebar di antara masyarakat.
"Yang diharapkan, masyarakat itu lebih mencintai astronomi dan lebih mengerti dunia astronomi dan tidak ada lagi kata takhayul di dalam peristiwa fenomena alam. Contoh, kalau dulu kan kalau ada gerhana Bulan, katanya (Bulan sedang) dimakan oleh raksasa," tutur Eko.
Eko menekankan, apabila masyarakat telah mengerti penyebab dan proses terjadainya gerhana, maka tak akan ada lagi hal-hal yang sifatnya takhayul di antara masyarakat terkait fenomena ini.
"Jadi nanti kalau gerhana Bulan total bisa dilihat, oh ternyata seperti ini prosesnya. Di mana gerhana terjadi karena cahaya Matahari terhalang oleh Bumi, bukan dimakan oleh raksasa, nah itu salah satu tujuan kita."
ADVERTISEMENT