news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PMI Pakai Uji Saring Cegah Penyakit Menular Lewat Transfusi Darah

27 September 2018 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendonor harus periksa darahnya terlebih dahulu (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pendonor harus periksa darahnya terlebih dahulu (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Proses transfusi darah ternyata bisa menjadi saluran penularan penyakit, seperti Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV. Oleh karena itu, PMI menerapkan suatu metode yang disebut uji saring Nucleic Acid Test (NAT) untuk mencegah terjadinya penularan penyakit lewat transfusi darah.
ADVERTISEMENT
Uji saring NAT merupakan metode untuk mendeteksi adanya virus penyebab penyakit pada darah yang didonorkan. Pada saat darah didonorkan, maka bakal ada window period atau masa jendela yang membuat virus tidak dapat langsung terdeteksi.
Window period biasanya berlangsung antara 50 hingga 60 hari dan dengan bantuan NAT, window period dapat dipersingkat hingga kurang dari tujuh hari untuk mendeteksi keberadaan virus penyebab penyakit.
Metode ini dilakukan dengan cara screening yang dilakukan secara paralel dengan menggunakan alat CHLIA (Chemiluminescent Immuno Assay) dan menggunakan mesin Nucleic Acid Test (NAT). Darah yang terbukti mengandung virus penyakit akan langsung disingkirkan.
Saat ini, uji saring NAT telah dilakukan di 12 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Surakarta, Bali, Makassar, Medan, Pekanbaru, Padang, Lampung, dan Yogyakarta. Sementara itu, di DKI Jakarta, pelaksanaan uji saring NAT telah dilakukan di seluruh cabang Unit Transfusi Darah (UTD) di Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Keamanan pasien saat menerima darah itu sangat penting,” kata Kepala UTD DKI Jakarta, Dr.Salimar Salim, MARS, dalam presentasinya di acara Seminar Kesehatan yang dilaksanakan di Kantor Walikota Jakarta Timur, Kamis (27/9).
Dr.Salimar Salim, MARS (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dr.Salimar Salim, MARS (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
Ia juga mengatakan, penting untuk menjaga kualitas darah yang diberikan kepada pasien yang membutuhkan transfusi darah.
“Mengapa darah harus aman dan berkualitas? Karena pelayanan darah merupakan tindakan medis berisiko perorangan dan masyarakat,” kata Salimar.
“Jadi kalau diterima untuk pasien dari orang yang terkena HIV atau Hepatitis B, C, kena sipilis, kita ikut memperbesar angka penyakit di masyarakat," jelasnya.
Sandiaga Uno Donor Darah (Foto:  Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno Donor Darah (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Selain itu, Salimar menambahkan, kalau darah merupakan obat esensial, oleh karena itu baik sumber, proses pengolahan maupun pemberiannya harus dijamin efikasinya.
ADVERTISEMENT
Uji saring NAT telah dilakukan di DKI Jakarta sejak 2015. UTD DKI Jakarta juga telah meraih ISO 9001-2015 dan CPOB dari BPOM sebagai bukti bahwa UTD DKI Jakarta telah memenuhi syarat penjaminan mutu dan dianggap aman.
“Setiap proses dari mulai mengambilan darah hingga distribusi darah di DKI Jakarta sudah diawasi oleh IT untuk menjamin keamanannya,” tegas Salimar.