news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Proyektor Universarium, Alat Planetarium Jakarta yang Krisis Perawatan

16 Juli 2019 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruangan Planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (16/7). Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ruangan Planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (16/7). Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia terancam tidak bisa lagi observasi atau belajar ilmu astronomi di Planetarium dan Observatorium Jakarta. Masalah ini muncul setelah perusahaan teknologi asal Jerman, Carl Zeiss, tak lagi menyediakan suku cadang untuk alat pertunjukan astronomi di Planetarium.
ADVERTISEMENT
Tidak tersedianya suku cadang berimbas pada perawatan Proyektor Universarium, yang kini terbengkalai dan terancam rusak. Meski begitu, pihak Planetarium masih berusaha melakukan perawatan secara manual dengan mencoba memperbaiki komponen-komponen yang rusak. Lalu, apa sebenarnya Proyektor Universarium itu?
Universarium adalah instrumen Planetarium yang diciptakan oleh perusahaan teknologi Carl Zeiss Jerman. Alat berdiameter 1,7 meter ini dirancang untuk menampilkan sebuah pertunjukan teater multimedia, berupa citra dari simulasi langit siang maupun malam yang diproyeksikan pada kubah besar berdiameter 22 meter.
Ruangan Planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (16/7). Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
Sumber cahaya LED yang dipancarkan dari proyektor starball tersebut bisa menampilkan citra bintang yang sangat terang, serta benda-benda luar angkasa lainnya seperti matahari, bulan, dan planet yang ada di tata surya.
ADVERTISEMENT
Eko Wahyu Wibowo, Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukan dan Publikasi Unit Pengelola Pusat Jakarta Taman Ismail Marzuki menjelaskan, Proyektor Universarium ini hanya ada enam di seluruh dunia. Enam negara tersebut yakni, Indonesia, Jerman (ada 2 unit), Brasil, Rusia, dan Amerika Serikat.
Alat ini memiliki harga yang cukup fantastis. Untuk satu unitnya, Proyektor Universarium dibanderol dengan harga sekitar Rp 75 Miliar. Bukan hanya itu, biaya perawatannya pun tidak murah. Satu kali maintenance membutuhkan biaya sekitar Rp 500 juta.
“Proyektor ini di dunia hanya ada enam, dan sangat limited. Karena sangat limited, dan pembuatannya terbatas, jadi harga suku cadangnya juga cukup mahal. Kita juga belinya import langsung dari Jerman,” ujar Eko saat dihubungi kumparanSAINS, Selasa (16/7).
ADVERTISEMENT
“Setiap hari Senin, kita tidak ada pertunjukan. Jadi khusus cek alat, atau perawatan rutin. Minimal dilakukan service kecil setiap 2 tahun sekali, dan service besar disebut overhaul itu 5 tahun sekali. Semua alat dicek dan dilihat dalamnya.”
Adapun proyektor yang ada di Planetarium yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki itu telah berumur sekitar 23 tahun. Terakhir kali melakukan perawatan besar pada tahun 2013.
Kini, proyektor tersebut terancam mati karena tidak tersedianya suku cadang. Padahal, menurut Eko, Proyektor Universarium juga sering digunakan oleh para pelajar Indonesia sebagai persiapan untuk mengikuti Olimpiade Sains Internasional.