Psoriasis, Kelainan Kulit yang Tak Menular dan Masih Bisa Diobati

28 Oktober 2018 12:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Psoriasis (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Psoriasis (Foto: Dok. Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Penyakit psoriasis mungkin sering atau pernah Anda dengar dengan gejalanya ruam merah, bersisik, dan menebal. Namun sudahkah Anda mengenali penyakit ini lebih dalam?
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang baru pertama melihat psoriasis mungkin Anda langsung merasa ngeri atau takut. Tapi tenang saja, psoriasis atau kelainan kulit ini tidaklah menular sehingga tidak perlu takut bila bertatapan dengan pasien psoriasis, sekalipun itu saat berkomunikasi.
"Psoriasis tidak seperti penyakit kulit lainnya yang disebabkan oleh infeksi, jamur, atau virus. Ini adalah masalah gen dari tubuh pasien sehingga tidak akan menular." kata dr. Endi Novianto, spKK, FINSDV, FAADV, saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
dr. Endi Novianto. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
dr. Endi Novianto. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Di Indonesia, belum ada data yang pasti mengenai jumlah pasien psoriasis. Namun, menurut dr. Endi, yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI), sekitar dua persen dari populasi penduduk Indonesia menderita Psoriasis.
ADVERTISEMENT
Gejala dan Bagian Tubuh yang Diserang
Penyakit psoriasis dapat menyerang semua golongan usia baik laki-laki atau perempuan. Sayangnya, pasien jarang memahami tanda-tanda awal bila terserang psoriasis.
"Gejala Psoriasis ditandai dengan bercak merah di kulit, bersisik, dan menebal. Jika digaruk, ruam meluas. Ada juga pasien yang mengalami gejala awal dengan rasa gatal disertai rasa panas terbakar. Namun gejala tersebut hanya perasaan subjektif - bisa timbul bisa juga tidak," papar dr. Endi saat ditanya mengenai gejala awal psoriasis.
Psoriasis (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Psoriasis (Foto: Thinkstock)
Bagian tubuh yang paling awal diserang penyakit ini adalah siku, lutut, punggung bagian bawah, dan kulit kepala. Selain itu, psoriasis juga bisa menyerang bagian sendi dan kuku.
"Psoriasis memiliki bentuk yang beragam, ada bentuk yang terlihat secara kasat mata, ada juga bentuk yang hanya dirasakan pasien. Contohnya psoriasis yang menyerang sendi dan kuku. Sendi pasien mengalami bengkak dan jika di bagian kuku, kuku pasien menjadi rusak, menebal, dan rapuh," kata dr. Endi.
ADVERTISEMENT
Terapi Untuk Mengobati Psoriasis
Meski tidak bisa sembuh total, pasien psoriasis dapat melakukan terapi untuk menghilangkan psoriasisnya seperti terapi salep, terapi penyinaran sinar matahari, dan terapi pemberian obat atau melalui suntikan.
Setiap pasien psoriasis memiliki tingkat keparahan yang berbeda. dr. Endi mengatakan, pengobatan psoriasis melalui terapi dilakukan berdasarkan luas psoriasisnya.
dr. Endi Novianto. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
dr. Endi Novianto. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
"Luas kelainan kulit kurang dari 3 persen atau seluas telapak tangan orang dewasa, akan diberikan obat salep. Jika psoriasisnya melebihi 3 sampai 10 persen, dokter akan melakukan tindakan untuk melakukan terapi penyinaran sinar matahari tiga minggu sekali. Tetapi jika luas psoriasisnya lebih dari 10 persen, maka pasien akan diberikan obat minum," ujar dr. Endi saat menjelaskan terapi untuk pasien psoriasis.
ADVERTISEMENT
Terapi ini bertujuan untuk meredakan psoriasis sehingga kualitas hidup pasien akan kembali meningkat dan lebih percaya diri untuk melakukan aktivitas di luar rumah.
Kendati demikian, ada pengobatan lain yang bisa dilakukan pasien yang psoriasisnya tidak hilang meskipun sudah dilakukan ketiga terapi di atas, yaitu dengan pemberian obat suntik atau yang lebih dikenal sebagai Agen Biologik.
"Agen Biologik inilah yang sekarang dianggap sebagai obat-obatan yang paling canggih untuk psoriasis karena menekan psoriasis langsung ke jalurnya pembentukan psoriasis itu, sehingga diharapkan tidak menekan sistem imun secara total, tapi hanya bagian tertentu yang berperan pada psoriasis," kata dr. Endi yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sayangnya, obat suntikan tersebut sampai saat ini belum di-cover oleh BPJS, hanya obat oles, terapi penyinaran, dan obat minum saja yang sepenuhnya di-cover RSCM lewat BPJS. Namun dr. Endi mengatakan sampai saat ini pihaknya masih berusaha agar obat suntik juga dapat dimanfaatkan pengguna BPJS di RSCM.
ADVERTISEMENT
Faktor Pemicu Kambuh
Selain pengobatan tersebut, pasien psoriasis perlu menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah psoriasisnya kambuh. Faktor pencetusnya antara lain merokok, mengonsumsi obat-obatan tanpa anjuran dokter, infeksi, kelelahan, stres, keputihan (bagi wanita), dan berada di dekat orang yang terkena flu.
“Pasien psoriasis sebaiknya berada jauh dari orang yang sedang mengalami flu karena dapat membuat psoriasis keluar akibat terpicu peradangan dari tenggorokan,” saran dr. Endi untuk pasien psoriasis.
Modifikasi gaya hidup dan memiliki semangat merupakan peran yang sangat penting untuk untuk mengendalikan penyakit psoriasis, seperti menekan kekambuhan dan meredakan gejala yang muncul. Selain itu perlu dukungan dari pihak keluarga atau di sekitarnya agar pasien psoriasis tidak merasa malu apalagi sampai-sampai kualitas hidupnya semakin menurun. Maka itu kewajiban kita untuk memberitahu lingkungan sekitar mengenai penyakit psoriasis ini adalah penyakit yang tidak menular dan masih bisa diobati.
ADVERTISEMENT
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Novartis.