news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rasa Jijik Bisa Lindungi Manusia dari Penyakit dan Infeksi

11 Juni 2018 3:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Jijik (Foto: PublicDomainPictures/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jijik (Foto: PublicDomainPictures/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Rasa jijik ternyata memiliki manfaat bagi manusia. Jijik merupakan salah satu pertahanan evolusioner tubuh terhadap infeksi dan penyakit, dan baru-baru ini, peneliti di London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM) telah berhasil mengidentifikasi enam pemicu rasa jijik.
ADVERTISEMENT
Untuk dapat mengidentifikasi pemicu rasa jijik ini, penelitian dilakukan dengan melibatkan sekitar 2.500 orang, dan menggunakan 75 skenario pemicu rasa jijik, di antaranya ketika mendengarkan bersin, buang air besar sembarangan, benda-benda yang penuh dengan serangga, melihat tanda-tanda infeksi pada orang lain, melihat kulit bernanah dan lainnya.
Para peserta kemudian diminta untuk memberi penilaian terhadap situasi dari mulai ‘tidak jijik’ hingga ‘jijik sekali’.
Ilustrasi bersin (Foto:  Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bersin (Foto: Thinkstock)
Ternyata, studi tersebut menemukan bahwa hal yang paling membuat jijik adalah saat melihat luka yang bernanah dan terinfeksi. Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan diri, seperti bau badan, juga termasuk hal yang paling banyak dibenci.
"Meningkatkan pemahaman kita tentang rasa jijik seperti ini dapat memberikan wawasan baru tentang mekanisme perilaku untuk menghindari penyakit dan membantu kami mengembangkan metode baru untuk menjaga lingkungan kita, hewan, dan diri kita sendiri agar tetap sehat," kata Profesor Val Curtis, penulis senior di LSHTM, dilansir International Business Times.
ADVERTISEMENT
Hubungan Jijik dengan Kesadaran Atas Penyakit
Rasa jijik membantu untuk menghindari penyakit. Misalnya, untuk menghindari penyakit seperti kolera, tubuh manusia harus merasa jijik pada makanan berbau busuk sehingga kita enggan memakannya.
Begitu juga rasa jijik pada hal-hal yang berhubungan dengan higienitas dan infeksi membuat kita akan selalu berusaha untuk menjaga kebersihan. Begitu juga rasa jijik pada sifilis merupakan cara agar kita menghindari perilaku berganti-ganti pasangan.
"Meskipun kita tahu rasa jijik itu berguna, di sini kami bisa menunjukkan bahwa rasa jijik adalah sesuatu yang dibentuk untuk membantu kita mengenali dan menanggapi ancaman infeksi untuk melindungi kami," jelas Curtis.