Rasa Maskulin Pria Meningkat Saat Berhasil Bikin Pasangannya Orgasme

29 November 2018 8:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan di tempat tidur (Foto: Antonio Guillem/Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan di tempat tidur (Foto: Antonio Guillem/Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ada sebuah riset dalam The Journal of Sex Research yang menemukan bahwa perasaan maskulin pria jadi meningkat ketika dia berhasil membuat pasangannya orgasme.
ADVERTISEMENT
Namun, IFL Science melaporkan bahwa hasil itu ditemukan di antara para pria yang kurang merasa "aman" atas kejantanannya.
Riset ini menginvestigasi respons 810 pria heteroseksual berusia 18 tahun ke atas. Mereka diminta untuk membayangkan bercinta dengan perempuan yang mereka anggap menarik dan diminta untuk menceritakan kepada para peneliti perasaan mereka dalam beberapa skenario berbeda.
"Para pria menyatakan bahwa orgasme perempuan adalah salah satu pengalaman seksual paling memuaskan yang bisa mereka alami," jelas Sara B Chadwick dan Sari van Anders, para peneliti dalam riset ini.
"Kami tertarik untuk mempelajari hal ini lebih jauh lagi dengan menggunakan cara-cara eksperimental, dan menilai bagaimana perasaan pria terhadap orgasme perempuan untuk berkontribusi pada kepuasan seksual mereka sendiri," tambah mereka.
Ilustrasi Ngobrol Sehabis Bercinta (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ngobrol Sehabis Bercinta (Foto: Shutterstock)
Para peneliti dalam riset berpendapat bahwa hasil temuan ini mungkin mengimplikasikan bahwa dari sudut pandang pria orgasme perempuan bukan lagi soal kepuasan si perempuan itu, melainkan sebagai sarana untuk meningkatkan ego si pria.
ADVERTISEMENT
"Hal ini menunjukkan narasi mengenai orgasme perempuan yang mungkin menggambarkan seksualitas perempuan untuk melayani pria, sama seperti bagaimana sejarah seksualitas perempuan," tambah mereka.
Namun demikian riset ini masih memiliki batasan-batasan. Misalnya, rata-rata usia pria yang disurvei adalah 25 tahun. Pria di usia itu kemungkinan besar masih melajang dan merasa harus menunjukkan kehebatan mereka dalam hal seksualitas dibanding pria lain yang lebih tua yang memiliki hubungan yang stabil.
Bercinta di pagi hari banyak manfaatnya. (Foto: Jose Luiz Pelaez/Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bercinta di pagi hari banyak manfaatnya. (Foto: Jose Luiz Pelaez/Thinkstock)
Selain itu, riset hanya mempelajari respons pria atas seks dengan perempuan, tidak sebaliknya atau mempelajari mereka yang melakukan hubungan seks sejenis. Jadi tanpa adanya kelompok kontrol dalam riset, sulit untuk mengatakan kepastian hal ini bagi sebuah hubungan heteroseksual atau hubungan cinta pada umumnya. Lainnya, riset ini juga tidak mengonfirmasi kejadian sebaliknya, apakah feminitas perempuan dirasakan berkurang jika ia merasa tidak bisa membuat pasangan prianya orgasme.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, hasil riset ini didukung oleh sebuah riset di 2014 yang menemukan ketidakmampuan pria untuk membuat pasangannya orgasme bisa membuat mereka depresi. "Hasil temuan kami bukan berarti kita harus mengabaikan orgasme perempuan. Orgasme perempuan harus dirasakan sesuai keinginan perempuan, dan sebagai bagian menyenangkan dari seksualitas," kata tim peneliti.
"Bukan sebagai sesuatu yang pria berikan pada perempuan untuk menunjukkan kehebatan mereka dalam seks," imbuh mereka.