Riset: Ada Bakteri yang Hidup di Otak Manusia

20 November 2018 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sel dan bakteri (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sel dan bakteri (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sebuah riset baru mengungkap kemungkinan ada bakteri yang hidup di otak manusia. Riset ini dipaparkan dalam pertemuan Neuroscience 2018 dan hasil temuannya masih dalam tahap pengujian awal.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bakteri ini disebut tidak membahayakan manusia. Jika temuan ini terbukti benar, maka hal ini bisa mengubah pemahaman peneliti atas otak, sebuah organ yang sebelumnya diduga bahwa kehadiran bakteri apa pun akan menunjukkan adanya suatu penyakit.
"Sebelumnya otak dianggap sebagai situs yang steril," ujar Dr. Amesh Adalja, peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security, AS, yang tidak terlibat dalam riset tersebut.
"Menemukan adanya bakteri di otak yang tidak membahayakan seperti mematahkan banyak dogma yang ada," imbuhnya.
Temuan ini sendiri terjadi secara tidak sengaja. Awalnya para peneliti sedang mencari perbedaan antara otak penderita schizophrenia dengan yang tidak. Perbedaan itu dicari dengan menggunakan teknik penggambaran mikroskop elektron.
Namun, para peneliti justru menemukan objek batang misterius di gambar.
ADVERTISEMENT
"Saya awalnya mengbaikannya, karena saya sedang mencari hal lain," kata pemimpin riset, Rosalinda Roberts, dilansir Live Science.
Namun ketika melakukan pendalaman lebih jauh dan berkonsultasi ke ahli lain, mereka menemukan bahwa objek itu adalah sejenis bakteri.
Dalam risetnya, para peneliti mempelajari 34 sampel analisis post-mortem dari otak manusia dan mereka menemukan adanya bakteri di tiap otak. Para peneliti juga melaporkan bahwa mereka tidak menemukan tanda-tanda peradangan atau penyakit bakterial di otak yang mereka pelajari.
Bakteri tampaknya menyukai suatu daerah tertentu di otak. Menurut riset, mikroba itu sering berkumpul di sejumlah area otak seperti hippocampus, prefrontal cortex, dan substantia nigra. Selain itu, kehadiran bakteri juga ditemukan di sel astrosit yang terletak tak jauh dari pembatas darah dan otak.
Otak manusia (ilustrasi). (Foto: Pixabay/PeteLinforth)
zoom-in-whitePerbesar
Otak manusia (ilustrasi). (Foto: Pixabay/PeteLinforth)
Ketika peneliti berusaha untuk melakukan rangkaian material genetika bakteri, mereka menemukan bahwa sebagian besar mikroba berasal dari kelompok bakteri yang biasa ditemukan di perut manusia. Beberapa di antaranya adalah Firmicutes, Proteobacteria, dan Bacteroidetes.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah kemungkinan sampel otak telah terkontaminasi, para peneliti kemudian menganalisis otak tikus yang langsung disimpan setelah mati. Para peneliti juga menemukan banyak bakteri di otak tikus, dan bakteri itu berada di lokasi serupa dengan yang ada di otak manusia.
Walau demikian, Adalja mengatakan bahwa temuan ini masih diulang lagi untuk memastikan bahwa mereka tidak mendapatkan hasil yang terkontaminasi. Tapi berdasarkan langkah pengujian yang dilakukan peneliti, Adalja mengatakan ia menduga bahwa temuan ini benar.
Temuan ini membuat munculnya kemungkinan bahwa otak, seperti perut manusia, juga memiliki microbiome atau komunitas kuman. Sebelumnya sudah ada riset yang menemukan bahwa bakteri di perut bisa, secara tidak langsung, mempengaruhi otak. Tapi temuan baru ini menunjukkan adanya efek langsung.
ADVERTISEMENT
Jika hasil temuan baru ini telah terkonfirmasi, maka para peneliti akan melakukan riset lain untuk menemukan apa yang bakteri lakukan di otak.