Riset: Badak Sumatera Terancam Punah Sejak 9.000 Tahun Lalu

17 Desember 2017 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badak Sumatera. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Badak Sumatera. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Badak sumatera menjadi salah satu hewan yang terancam punah. Status mengkhawatirkan itu telah disebutkan oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN/International Union for Conservation of Nature). IUCN memasukkan badak sumatera ke dalam daftar merah mereka, yang artinya termasuk ke dalam daftar hewan yang terancam punah.
ADVERTISEMENT
Badak sumatera termasuk ke dalam daftar spesies yang terancam punah karena dalam tiga generasi terakhir jumlahnya mengalami penurunan lebih dari 80 persen.
"Spesies ini sedang berjalan menuju kepunahannya sejak lama," kata Terri Roth, ahli badak dari Pusat Konservasi dan Penelitian Satwa Liar yang Terancam Punah Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, dilansir Science Alert.
Dalam asemen pada 2008, para peneliti memperkirakan jumlah badak sumatera hanya ada antara 220 hingga 275.
Berdasarkan analisis genetik DNA seekor badak sumatera bernama Ipuh yang hidup selama 22 tahun di Kebun Binatang Cincinnati hingga kematiannya pada 2013, jumlah populasi spesies itu ternyata sudah rendah sejak 9.000 tahun yang lalu, yakni hanya berjumlah 700.
Dengan menggunakan teknik pemodelan yang dinamakan Pairwise Sequential Markovian Coalescent (PSMC), sekelompok ilmuwan di Amerika Serikat mengestimasi jumlah badak sumatera hingga ribuan tahun generasi yang lalu.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, jumlah spesies badak sumatera sempat mencapai puncaknya pada 950.000 tahun yang lalu, yakni berjumlah 57.800 ekor. Sebelum 950.000 tahun yang lalu, tepatnya pada zaman Pleistosen, yakni sekitar 2,6 juta tahun hingga 12.000 tahun yang lalu, jumlah spesies mereka mengalami fluktuasi.
Badak Sumatera. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Badak Sumatera. (Foto: Wikimedia Commons)
Menjelang akhir zaman itu, kenaikan permukaan air laut menyebabkan habitat mereka terpecah-pecah menjadi pulau-pulau yang lebih kecil, salah satunya Pulau Sumatera. Itulah sebabnya pada 9.000 tahun yang lalu jumlah mereka tinggal 700 ekor dan tidak pernah mengalami peningkatan lagi setelahnya.
Sejak saat itu, manusia pun belum pernah melakukan upaya-upaya perbaikan yang dapat meningkatkan jumlah spesies badak sumatera.
Para peneliti menulis dalam makalah mereka bahwa populasi badak sumatera menurun karena eksploitasi manusia terhadap habitat mereka. Hilangnya habitat badak sumatera berdampak pada berkurangnya jumlah populasi spesies itu.
ADVERTISEMENT
“Spesies badak sumatera tergantung pada seutas benang (terancam)," kata Roth. "Kita perlu berbuat lebih banyak untuk menyelamatkannya."