Riset: Insomnia Bisa Jadi Adalah Penyakit Keturunan

12 Maret 2018 17:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Insomnia (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Insomnia (Foto: Thinkstock )
ADVERTISEMENT
Kalau kamu mengalami penyakit susah tidur atau insomnia, bisa jadi orang tuamu atau salah satu anggota keluargamu juga mengalami hal yang sama. Sebab, sebuah riset terbaru menunjukkan kemungkinan bahwa insomnia adalah penyakit genetik.
ADVERTISEMENT
Penelitian tersebut dilakukan oleh berbagai instansi di Amerika Serikat terhadap lebih dari 33 ribu tentara AS. Data tersebut diambil dari tentara yang berasal dari berbagai etnis, yakni Eropa, Afrika, dan Latin yang kemudian dipisahkan untuk mengetahui apakah insomnia disebabkan oleh garis leluhur mereka.
Hasil penelitian ini membuktikan, gen memiliki peran dalam menyebabkan seseorang menderita insomnia.
“Adanya hubungan genetik antara insomnia dan penyakit psikiatris lainnya seperti depresi, dan juga penyakit fisik seperti diabetes tipe 2, menunjukkan adanya sebuah diatesis genetik pada fenotipe yang sering muncul,” kata Murray Stein dari University of California San Diego, dilansir News18.
Anak yang alami insomnia (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak yang alami insomnia (Foto: Thinkstock)
“Memahami basis molekular pada insomnia penting untuk membantu pengembangan metode penyembuhan baru,” imbuhnya.
Penelitian ini menemukan, imsomnia terkait dengan kemunculan varian spesifik di kromosom 7.
ADVERTISEMENT
Varian dari kromosom 7 dekat dengan AUST2 ini merupakan gen yang berhubungan dengan konsumsi alkohol serta perkembangan otak dan sinyal ketika tidur.
Namun uniknya, hubungan antara insomnia dan gen ini hanya terlihat pada peserta yang berasal dari keturunan Eropa.
Teh Herbal Sembuhkan Insomnia (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Teh Herbal Sembuhkan Insomnia (Foto: Thinstock)
Meski studi ini mengkonfirmasi adanya hubungan antara insomnia dan genetik, studi ini masih memiliki kekurangan. Salah satunya, sebagian besar peserta studi ini adalah tentara laki-laki. Selain itu, kebanyakan tentara yang diteliti ini pun adalah orang kulit putih.
Jabaran hasil penelitian ini telah sudah dipublikasikan di jurnal Molecular Psychiatry.