Riset: Musik Death Metal Tak Bikin Pendengarnya Berperilaku Kasar

15 Maret 2019 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penonton konser musik. Foto:  Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penonton konser musik. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Orang sering memandang buruk genre musik death metal. Memang lirik lagu dari band-band dari genre death metal sering mengandung hal-hal negatif, seperti pembunuhan, pemerkosaan, mengorbankan manusia, dan nekrofilia.
ADVERTISEMENT
Menurut hasil riset terbaru, musik death metal tidak menginspirasi pendengarnya untuk berperilaku kasar. Riset itu dilakukan oleh para peneliti di Macquarie University, Australia.
Detail hasil riset tersebut telah terbit di Royal Society Open Science. Dalam riset para peneliti menyelidiki efek emosional dari musik. Mereka menemukan bahwa mendengarkan musik bisa memberi rasa senang bagi para pendengarnya.
"Banyak orang yang menyukai musik sedih, dan itu adalah suatu paradoks. Kenapa kita ingin membuat diri kita sendiri merasa sedih," kata Bill Thompson, profesor di Macquarie University sekaligus anggota riset.
"Hal yang sama juga terjadi saat orang mendengar musik dengan tema agresif atau penuh kekerasan. Bagi kita itu adalah suatu paradoks psikologi. Hal ini membuat kita penasaran, dan pada waktu yang sama kita menyadari bahwa kekerasan di musik adalah suatu isu sosial yang signifikan," tambahnya, seperti dilansir IFL Science.
Musik Death Metal Foto: SylviaBoBilvia via Wikimedia Commons
Dalam riset itu para peneliti mempelajari 80 orang. 32 di antaranya adalah penggemar death metal dan heavy metal, sementara sisanya bukan penggemar dari dua genre tersebut.
ADVERTISEMENT
Para peneliti memonitor otak 80 orang tersebut saat mereka diperdengarkan salah satu dari dua lagu berbeda. Yang pertama adalah lagu Pharrell William berjudul Happy, dan lagu berjudul Eaten dari grup band asal Swedia bernama Bloodbath. Sekadar informasi, lirik lagu Eaten bercerita soal kanibalisme.
Saat mendengar salah satu dari dua lagu tersebut, para peserta juga diperlihatkan gambar netral atau gambar kekerasan. Para peneliti meminta para peserta untuk menjawab apakah mereka menganggap gambar yang ditampilkan menunjukkan kekerasan atau tidak.
Apa yang para peneliti temukan adalah, semua peserta riset cenderung melihat ke arah gambar penuh kekerasan. Menurut Yanan Sun, pemimpin riset, hal ini karena alasan biologis.
"Ini disebut binocular rivalry (persaingan teropong), otak kita akan menganggap gambar kekerasan sebagai ancaman," kata Sun kepada BBC News.
ADVERTISEMENT
Menurut para peneliti, temuan ini memberi pertanyaan terhadap anggapan terdahulu. Anggapan yang dimaksud adalah bahwa kekerasan dalam media bisa mendorong penikmatnya untuk melakukan kekerasan juga.
Thomson mengatakan bahwa meski lirik musik death metal sering berisikan topik kekerasan, mendengarkan musik genre ini justru bisa membangkitkan hal positif pada penggemarnya.