Riset: Obat Sakit Kepala Bisa Perbaiki Memori Jangka Panjang

10 Januari 2019 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meminum obat (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Meminum obat (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sebuah riset yang dilakukan oleh tim peneliti di Jepang menemukan manfaat baru obat sakit kepala. Mereka menemukan bahwa memori jangka panjang seseorang bisa ditingkatkan dengan menggunakan obat sakit kepala yang meningkatkan zat histamin di otak.
ADVERTISEMENT
Hasil riset yang telah dipublikasikan di jurnal Biological Psychiatry ini dianggap para peneliti bisa bermanfaat bagi pengobatan penyakit memori, seperti Alzheimer.
Histamin punya hubungan dengan kemampuan belajar dan memori seseorang. Biasanya obat sakit kepala yang mengandung histamin diberikan dokter dalam dosis rendah.
Tapi dalam riset ini, para peserta riset diberikan dosis yang lebih tinggi untuk meningkatkan kandungan histamin di otak mereka.
Eksperimen dalam riset dilakukan kepada 38 pria dan perempuan. Mereka diminta untuk mengingat gambar dari 128 objek. Kemudian mereka diuji ingatannya seminggu setelahnya dan diuji lagi dua hari setelah itu.
Sebelum diuji, setengah dari peserta riset itu diberikan pil plasebo, sementara sisanya diberikan obat sakit kepala dengan dosis histamin yang tinggi. Obat-obat diberikan 30 menit sebelum tes pertama.
Obat-obatan (Foto: thinsktock)
zoom-in-whitePerbesar
Obat-obatan (Foto: thinsktock)
Adapun ujiannya adalah, para peserta ditanya apakah mereka pernah melihat objek-objek yang diberikan dalam tes atau belum.
ADVERTISEMENT
Pada tes kedua, peserta yang mendapat pil plasebo di tes pertama diberikan obat sakit kepala. Adapun peserta yang sebelumnya mendapat obat sakit kepala di tes pertama, diberikan pil plasebo.
Dari eksperimen itu, para peneliti menemukan bahwa rasio jawaban benar yang diberikan para peserta yang diberikan obat ternyata lebih besar dibanding peserta yang tidak diberikan obat.
Namun hal sebaliknya malah terjadi pada peserta yang aslinya memang memiliki memori yang baik. Setelah diberikan obat, persentase jawaban benar mereka justru menurun.
Para peneliti menduga hal ini adalah akibat kelebihan histamin yang menyebabkan otak terlalu "berisik" dan mengalami persinyalan saraf berlebih yang mengganggu ingatan.
Ilustrasi gangguan ingatan (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gangguan ingatan (Foto: thinkstock)
Meski begitu, para peneliti mengatakan masih diperlukan riset lanjutan untuk mengetahui bahaya atau risiko dari penggunaan obat sakit kepala mengandung histamin untuk memperbaiki memori.
ADVERTISEMENT
Yuji Ikegaya, profesor di University of Tokyo sekaligus anggota riset, mengatakan agar orang-orang tidak langsung menggunakan obat sakit kepala untuk mengatasi masalah memorinya.
"Masih ada beberapa ketidakpastian atas penggunaan obat-obat ini. Selain itu, orang-orang juga malah bisa mengingat terus kejadian-kejadian buruk yang mereka lewati," ujar Ikegaya kepada The Japan Times.
Ia juga mengingatkan agar orang-orang menggunakan obat berdasarkan resep dokter.
"Orang-orang sebaiknya tidak langsung menggunakan obat berdasarkan keputusan mereka sendiri," imbuh dia.