Riset: Orang Optimistis Cenderung Panjang Umur

28 Agustus 2019 10:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi optimis. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi optimis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, sebuah penelitian mengungkap orang optimistis memiliki kualitas tidur yang lebih baik. Sekarang, ada riset terbaru yang menemukan korelasi antara sifat optimis dengan panjang umur.
ADVERTISEMENT
Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari Boston University School Medicine. Hasil detailnya telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 26 Agustus 2019. Live Science melaporkan, bahwa riset menemukan bahwa orang optimistis cenderung memiliki usia yang panjang, dibandingkan mereka yang tidak.
Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti mempelajari lebih dari 69.000 perempuan berusia antara 58 sampai 86 tahun serta 1.400 laki-laki veteran perang berusia antara 41 sampai 90 tahun di Amerika Serikat. Di awal riset, para responden diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan untuk mengetahui tingkat optimisme mereka.
Riset menemukan bahwa responden dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi memiliki 50 sampai 70 persen kemungkinan yang lebih besar untuk hidup sampai berusia di atas 85 tahun. Ini dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat optimisme yang lebih rendah.
Ilustrasi lansia, kakek dan nenek. Foto: Shutterstock
Selain itu, riset mengungkap bahwa orang optimistis cenderung memiliki umur yang lebih panjang, yaitu sekitar 11 persen sampai 15 persen lebih panjang dibanding orang yang kurang optimistis.
ADVERTISEMENT
Hal ini tetap para peneliti temukan, meski mereka telah memperhitungkan faktor lain, seperti kondisi kesehatan para responden atau apakah responden pernah mengalami depresi. Menurut periset, temuan ini menambah bukti bahwa faktor psikologi memiliki korelasi dengan usia yang lebih panjang pada seseorang.
Mereka menjelaskan bahwa ada riset sebelumnya yang menemukan orang optimistis memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kronis dan kematian dini. Tapi, riset ini merupakan yang pertama untuk melihat hubungan langsung antara sifat optimis dengan panjang umur.
Para peneliti mengatakan bahwa hubungan antara sikap optimis dengan panjang umur menjadi lemah ketika mereka juga memperhitungkan beberapa perilaku kesehatan responden. Di antaranya, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kebiasaan berolahraga, dan gaya makan.
Ilustrasi merokok. Foto: Pixabay
Selain itu, riset juga menemukan bahwa orang optimistis bisa lebih cepat pulih dari stres. Mereka juga mengalami respons emosional yang lebih rendah saat mengalami stres.
ADVERTISEMENT
Riset ini sendiri baru menemukan hubungan. Para peneliti tidak bisa membuktikan bahwa optimisme adalah penyebab seseorang memiliki umur yang lebih panjang dalam risetnya.
Di samping itu, ada sejumlah batasan dalam riset ini. Para responden kebanyakan adalah orang kulit putih dengan kondisi ekonomi yang baik. Riset juga tidak bisa mempelajari semua faktor yang bisa mempengaruhi tingkat optimisme yang responden miliki.
Meski begitu, para peneliti menulis bahwa optimisme bisa menjadi atribut psikologis yang mendorong seseorang menjadi lebih sehat dan panjang umur. Tetapi, perlu riset serta kajian lebih lanjut untuk mengetahui dengan pasti apakah meningkatkan optimisme bisa menyebabkan seseorang menjadi lebih sehat, tutup para peneliti.