Riset: Perokok Konsumsi 200 Kalori Lebih Banyak Setiap Harinya

4 April 2018 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual rokok di Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual rokok di Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)
ADVERTISEMENT
Para perokok tak hanya lebih rentan terkena gangguan kesehatan. Menurut studi terbaru, para perokok juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kenaikan berat badan. Sebab, mereka mengkonsumsi 200 kalori lebih banyak dibanding mereka yang tidak merokok.
ADVERTISEMENT
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal BMC Public Health, para peneliti mempelajari data 5.293 orang di AS yang didapat dari National Health and Examination Survey.
Dari data tersebut, Jacqueline Vernarelli, peneliti di Fairfield University, dan Ross MaLean, peneliti di Yale University, menemukan bahwa para perokok mengkonsumsi 200 kalori lebih banyak setiap harinya. Padahal, para perokok memakan makanan dalam porsi yang lebih sedikit dibanding mantan perokok maupun mereka yang tidak merokok.
"Para perokok memiliki pola makan yang padat energi, artinya mereka mengkonsumsi jumlah makanan yang lebih sedikit namun kaya kalori," jelas Vernarelli, dilansir Eureka Alert.
"Mereka yang tidak merokok mengkonsumsi makanan lebih banyak tapi mengandung kalori lebih sedikit," tambahnya.
Ilustrasi merokok. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merokok. (Foto: Pixabay)
Menurut para peneliti, orang yang belum pernah merokok mengkonsumsi 1,79 kilokalori per gram makanan. Sementara perokok harian mengkonsumsi 2,02 kilokalori/gram dan orang yang jarang merokok, mengkonsumsi 1,89 kilokalori per gram.
ADVERTISEMENT
Para mantan perokok juga didapati mengkonsumsi kalori yang lebih banyak dalam hitung gram per makanannya, yaitu sekitar 1,84 kilokalori per gram.
Temuan ini menunjukkan bahwa jumlah rokok yang diisap dapat memiliki hubungan dengan kualitas pola makan yang buruk. Selain itu, dari data yang dimiliki para peneliti, dalam pola makan para perokok juga ditemukan bahwa mereka jarang mengkonsumsi buah dan sayuran.
Hal ini bisa diartikan bahwa asupan vitamin C para perokok lebih rendah. Dan menurut para peneliti dalam paparan studi, hal tersebut dapat berpotensi meningkatkan risiko perokok untuk terserang penyakit jantung serta kanker.
Ilustrasi perokok. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perokok. (Foto: Shutterstock)