Perokok Berat tapi Bisa Hidup Sampai Tua, Bagaimana Bisa?

26 April 2018 11:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Engkong Sariah menghisap sebatang rokok. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Engkong Sariah menghisap sebatang rokok. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada banyak kampanye dan bukti bahayanya merokok bagi kesehatan hingga menyebabkan kematian akibat berbagai penyakit, salah satunya kardiovaskular. Namun hal itu selalu diabaikan oleh perokok, dengan dalih banyak perokok yang masih punya tubuh sehat dan bahkan berumur panjang.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana para dokter ahli jantung menanggapi pembelaan dari para perokok tersebut?
Dalam jumpa pers Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) pada Rabu (25/4), dr. Budhi Setianto, seorang ahli kardiologi, mengatakan ia tidak menampik kalau ada orang yang merokok namun tetap bisa hidup sampai tua.
“Memang sekali-sekali kita bertemu orang yang merokok tapi umurnya panjang. Tapi sebetulnya itu sedikit. Kita juga bertemu orang yang merokok 5 bungkus sehari terus meninggal umur 29 tahun,” kata Budhi dalam sesi tanya jawab media.
Budhi berpendapat, masih banyak kasus perokok berat yang kemudian terkena serangan jantung di usia muda dibandingkan mereka yang bisa selamat hingga usia tua.
Sementara itu, Siska Suridanda Danny, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita mengatakan bahwa memang penyakit kardiovaskular bukan semata-mata disebabkan oleh satu faktor saja.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengingatkan bahwa penyakit jantung juga bukan satu-satunya penyakit yang timbul akibat merokok.
“Bisa berujung pada kanker paru-paru dan kanker lainnya,” kata Siska. Karena itu, merokok tetap memberikan risiko buruk kepada kesehatan.
Ilustrasi rokok.  (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rokok. (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
Dr. Anwar Santoso, ahli jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, memberikan sebuah analogi sederhana mengenai bagaimana merokok tetap berbahaya untuk kesehatan meskipun keluar pembelaan bahwa ada orang yang merokok tetap bisa hidup sampai tua.
“Misalnya Anda berdiri di tengah jalan besar, dibandingkan dengan Anda berdiri di pinggir jalan, mana yang lebih besar risiko tabrakan? Secara logika kita tahu. Hanya karena Anda belum tertabrak, mungkin memang belum waktunya, tapi suatu saat Anda akan tertabrak. Ini namanya calculated risk,” kata Anwar.
ADVERTISEMENT
Dengan mengetahui calculated risk dari merokok, seperti penyakit kardiovaskular dan kanker, maka sebaiknya para perokok segera berhenti dan tidak perlu ‘menantang maut’ dengan melakukan pembelaan bahwa ada perokok yang bisa berumur panjang.