Riset: Pria Bisa Lebih Cepat Sembuh dari Flu Dibanding Wanita

19 Juli 2018 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hidung meler (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hidung meler (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh John Hopkins Bloomberg School of Public Health, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pria ternyata mampu lebih cepat sembuh dari flu dibandingkan wanita.
ADVERTISEMENT
Selain lebih lama sembuhnya, wanita yang terkena flu juga ternyata lebih ‘menderita’ dibandingkan pria karena mengalami efek dari infeksi virus yang lebih besar.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menginjeksi virus H1N1 dalam dosis tidak mematikan pada tikus. H1N1 merupakan virus influenza yang menyebabkan flu babi dan menewaskan 18.000 orang pada tahun 2009 hingga 2010.
Baik tikus jantan maupun tikus betina diberikan virus dalam jumlah yang sama, namun, tikus jantan ternyata dapat sembuh lebih cepat dari flu dibandingkan dengan tikus betina.
Selain sembuh lebih lambat, tikus betina juga mengalami efek dari infeksi virus yang lebih parah. Tikus betina kehilangan lebih banyak massa tubuh dan mengalami peradangan pada paru-paru yang lebih parah dibandingkan tikus jantan.
ADVERTISEMENT
Menurut dugaan peneliti, hal ini bisa disebabkan karena tikus jantan dapat memproduksi lebih banyak amfiregulin pada masa penyembuhan daripada tikus betina.
Flu menular lewat virus (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Flu menular lewat virus (Foto: Thinkstock)
Pria, sebagaimana tikus jantan, juga memproduksi lebih banyak amfiregulin yang membantu untuk mempercepat proliferasi (pengembangbiakan) sel epitel yang terdapat pada paru-paru, kulit, dan bagian tubuh lannya. Efeknya, pria bisa lebih cepat sembuh dari infeksi paru-paru yang dialami saat flu.
Fungsi dari amfiregulin ini dibuktikan ketika tikus jantan yang dirancang peneliti untuk memproduksi lebih sedikit amfiregulin ternyata kemampuan untuk sembuhnya tidak sebaik tikus jantan biasa.
“Temuan baru di sini adalah bukti bahwa wanita ternyata mengalami perbaikan jaringan yang lebih lambat selama pemulihan karena produksi amfiregulin mereka relatif lebih rendah,” kata peneliti senior Sabra Klein, profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di John Hopkins Bloomberg School of Public Health, dalam pernyataan resminya.
Flu di Hongkong (Foto: REUTERS/Bobby Yip)
zoom-in-whitePerbesar
Flu di Hongkong (Foto: REUTERS/Bobby Yip)
Meski tidak diketahui pasti mengapa pria dapat memproduksi amfiregulin lebih banyak dibandingkan wanita, peneliti menduga dari kacamata evolusi, hal ini terjadi karena pria dan hewan jantan lebih sering bertarung untuk memperebutkan wilayah, makanan, dan pasangan, sehingga mereka harus beradaptasi dan memiliki kemampuan untuk sembuh yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Biology of Sex Differences ini diharapkan dapat mengilhami cara pengobatan flu terbaru yang dapat mendorong produksi amfiregulin, terutama pada wanita.