Riset: Pria dan Perempuan Sama-sama Buruk dalam Multitasking

16 Agustus 2019 20:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Multitasking tidak baik bagi kesehatan otak dan fisik Anda Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Multitasking tidak baik bagi kesehatan otak dan fisik Anda Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Ada anggapan bahwa perempuan jauh lebih baik dalam multitasking dibanding pria. Padahal, sejumlah riset telah menemukan bahwa manusia kesulitan mempertahankan fokusnya saat melakukan beberapa pekerjaan berbeda dalam satu waktu yang sama.
ADVERTISEMENT
Sekarang, ada tim psikolog dari Jerman yang kembali mempelajari hal itu. Hasil risetnya telah dipublikasikan di jurnal Plos One pada 14 Agustus 2019.
Penelitian baru ini mengungkap, tidak ada perbedaan kemampuan pria dan perempuan dalam beralih tugas maupun melakukan beberapa hal secara bersamaan. Tapi, riset kembali mengonfirmasi bahwa performa pria dan perempuan memburuk, ketika diminta melakukan banyak pekerjaan berbeda secara bersamaan.
Dalam risetnya, tim peneliti mempelajari 96 responden yang terdiri dari 48 pria dan 48 perempuan. Periset menghitung lima indeks empiris atas waktu reaksi dan akurasi setiap peserta riset dalam mengerjakan tugas setiap responden.
"Multitasking menyebabkan menurunnya performa pada setiap kondisi yang diteliti tanpa merujuk secara signifikan terhadap gender tertentu," tulis tim ilmuwan, seperti dilansir IFL Science.
ADVERTISEMENT
"Karena itu, temuan kami tidak mengonfirmasi anggapan bahwa perempuan lebih baik dalam multitasking dibanding pria. Setidaknya ini ditemukan pada multitasking jenis alih tugas atau melakukan beberapa hal berbeda secara bersamaan yang dipelajari dalam riset ini."
Anggapan perempuan lebih baik dalam multitasking diduga berasal dari fakta bahwa kaum hawa lebih banyak melakukan pekerjaan dibanding pria. Leah Ruppanner, profesor sosiologi di University of Melbourne menyatakan, bahwa ada survei yang mendukung dugaan itu.
Ruppanner menjelaskan, ada sebuah survei di Australia yang menemukan bahwa perempuan lebih banyak melakukan tugas rumah tangga dibanding pasangan prianya, meski perempuan itu sendiri juga bekerja.
"Mitos multitasking ini membuat para ibu diharapkan untuk bisa melakukan semua hal sendiri. Tapi, obligasi ini bisa mempengaruhi kesehatan mental perempuan dan kapasitas kemampuan mereka saat bekerja," papar Ruppanner di The Conversation.
ADVERTISEMENT
"Padahal, sebagaimana riset ini tunjukkan, mitos itu tidak didukung oleh bukti."