Riset: Prosedur Pembesaran Penis Tidak Berguna dan Berbahaya

13 Mei 2019 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penis. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penis. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Prosedur untuk membuat penis jadi lebih besar ternyata tidak berguna dan berbahaya. Hal ini terungkap menurut sebuah riset terbaru yang dipublikasikan di jurnal Sexual Medicine Reviews.
ADVERTISEMENT
Dalam riset itu diungkapkan jika prosedur tersebut tidak efektif dan berisiko tinggi. Operasi pembesaran penis ini dapat membuat banyak pria mengalami gangguan fisik atau psikologi.
Menurut para peneliti, prosedur ini adalah penipuan dan para pria seharusnya tidak melakukannya. Sebab, para peneliti menjelaskan, hanya ada sangat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa operasi pembesaran penis terbukti berhasil.
Prosedur ini disebut memiliki risiko tinggi terjadinya komplikasi. Di antaranya adalah mati rasa permanen pada penis. Selain itu, The Guardian juga melaporkan bahwa banyak pria yang melakukan prosedur ini merasa tidak puas dengan hasilnya.
"Riset menemukan bahwa secara umum hasil prosedurnya sangat buruk. Tingkat kepuasannya rendah dan ada risiko signifikan atas komplikasi, seperti cacat penis, pemendekan, dan disfungsi ereksi," tulis para peneliti, dalam risetnya.
Ilustrasi penis. Foto: Shutterstock
Gordon Muir, ahli urologi di King's College Hospital sekaligus pemimpin riset, mengatakan bahwa sebaiknya prosedur ini dihindari. Menurutnya, prosedur ini biayanya mahal dan hasilnya sering tidak memuaskan.
ADVERTISEMENT
"Prosedur ini bisa memakan biaya 30 ribu poundsterling atau bahkan 40 ribu poundsterling (sekitar Rp 560 juta-Rp 747 juta), dan sering kali pria malah mendapatkan penis yang cacat," kata Muir.
"Tingkat kepuasannya tidak lebih dari 20 persen dari prosedur ini," lanjutnya, kepada The Guardian.
Dalam risetnya, para peneliti mempelajari 17 studi sebelumnya yang terkait. Semua studi itu mempelajari 21 jenis prosedur berbeda, baik operasi maupun non operasi, yang dilakukan pada 1.192 pria.
Ada dua prosedur paling umum dalam usaha memperbesar penis. Yang pertama adalah penyuntikan dermal filler atau suntikan pembentuk struktur kulit ke penis. Sementara yang kedua adalah operasi suspensory ligament incision yang di mana ahli bedah membuka bagian atas penis dan membagi ligamen di dalamnya.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar pria, yang mungkin ingin memiliki penis lebih panjang, memiliki penis dengan ukuran normal. Tapi, mereka sering merasa ukuran penisnya terlalu kecil," ungkap Muir.
Ilustrasi penis. Foto: Shutterstock
Muir mengatakan bahwa banyak penipu yang menarget pria-pria tersebut. Menurutnya, banyak klinik yang mengetahui bahwa pria yang ingin melakukan prosedur pembesaran penis memiliki ukuran penis normal. Tapi, klinik-klinik itu malah diam saja.
Di Inggris, kebanyakan prosedur itu dilakukan oleh pihak swasta. Layanan Kesehatan Nasional Inggris (National Health Service/NHS) juga melakukan prosedur yang sama. Tapi, NHS melakukan ini demi alasan klinis dan bukan kosmetik.
Operasi pembesaran penis biasanya tidak rumit. Di NHS, prosedur ini hanya memakan biaya sekitar 3 ribu poundsterling atau sekitar Rp 56 juta. Tapi, Muir mengatakan, di beberapa klinik biaya ini bisa mencapai 40 ribu poundsterling atau sekitar Rp 560 juta.
ADVERTISEMENT
Untuk para pria, masih mau mencoba melakukan operasi pembesaran penis?