Riset Terbaru Ungkap Kehebatan Tersembunyi Komodo

17 September 2019 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rangga, Komodo konservasi di Taman Safari. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rangga, Komodo konservasi di Taman Safari. (Foto: Niken Nurani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebuah riset terbaru mengungkap kehebatan lain dari komodo. Reptil terbesar di dunia itu ternyata memiliki lapisan tulang pelindung ekstra yang tersembunyi di bawah kulit bersisiknya.
ADVERTISEMENT
Temuan ini menambah daftar kehebatan komodo yang mampu berlari dengan sangat cepat, meski memiliki tubuh besar, lengkap dengan bisa beracun di mulutnya.
Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari University of Texas. Hasilnya telah dipublikasikan di jurnal The Anatomical Record pada 8 Juni 2019.
Menurut riset, keberadaan pelindung ini untuk membantu pertahanan komodo saat bertarung dengan komodo lainnya. Sebenarnya, keberadaan lapisan pelindung atau yang dikenal dengan osteoderm ini telah diketahui sejak tahun 1920-an.
Tapi, baru sekarang para peneliti mempelajari bentuk dan letak dari lapisan itu. Dalam penelitiannya, para ilmuwan memindai dua spesimen komodo yang sudah mati, satu kepala komodo dewasa dan satu kepala bayi komodo.
Ilustrasi komodo. Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Mereka menemukan bahwa osteoderm terlihat jelas menutupi bagian kepala pada komodo dewasa. Tapi, untuk bayi komodo, mereka tidak berhasil menemukan lapisan itu.
ADVERTISEMENT
"Kami cukup terkejut ketika melihat hasil pemindaian," ujar pemimpin riset, Jessica Maisano, seperti dikutip IFL Science. "Kebanyakan kadal memiliki osteoderm yang berbentuk seperti ulat (vermiform), tapi komodo memiliki osteoderm dengan bentuk yang sangat berbeda."
Karena lapisan itu tidak ada di bayi komodo, maka tim peneliti menyimpulkan bahwa osteoderm muncul pada komodo dewasa. Selain itu, karena komodo tidak memiliki pemangsa atau predator alami, para ilmuwan menduga osteoderm untuk melindungi komodo dari sesamanya.
"Komodo muda lebih banyak menghabiskan waktunya di pepohonan. Ketika mereka sudah berukuran lumayan besar, mereka akan keluar dari pohon itu. Ketika itulah mereka akan mulai bertarung dengan komodo lain," ujar anggota tim peneliti, Christopher Bell.
"Itu waktu di mana lapisan pelindung ekstra akan sangat membantu," lanjut dia.
Ilustrasi komodo. Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Spesimen komodo yang para peneliti pelajari sudah berusia 19 tahun dan berasal dari sumbangan Fort Worth Zoo, kebun binatang di Texas, AS. Mereka meyakini usia si komodo berpengaruh pada perkembangan lapisan osteoderm itu.
ADVERTISEMENT
Tim ilmuwan berharap bisa mempelajari lebih banyak spesimen komodo dari rentang usia yang berbeda. Ini untuk mengetahui bagaimana hewan unik ini bersiap bertarung melawan sesamanya.