Riset Ungkap Efek Legalisasi Ganja pada Remaja di AS

11 Juli 2019 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi daun ganja. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi daun ganja. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebuah riset mengungkap dampak legalisasi ganja pada remaja. Menurut hasil riset terbaru ini, legalisasi ganja justru akan membuat para remaja lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan ganja.
ADVERTISEMENT
Riset ini dilakukan para peneliti dari Montana State University di Amerika Serikat. Laporan hasil riset ini telah dipublikasikan di jurnal Jama Paediatrics pada 8 Juli 2019.
Dalam riset ini para peneliti mempelajari hasil survei kesehatan pada murid-murid SMA di AS dari 1997 sampai 2017. Mereka menemukan bahwa rata-rata penggunaan ganja pada orang-orang muda di AS meningkat. Tapi, di negara bagian yang telah melegalkan ganja, justru ada penurunan jumlah pengguna ganja berusia remaja hingga sekitar 10 persen.
Di AS ada 33 negara bagian yang telah melegalkan penggunaan ganja untuk kepentingan pengobatan. 10 negara bagian di antaranya juga telah melegalkan penggunaannya untuk hiburan. Meski begitu, penggunaan ganja di AS tetap ilegal bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun.
ADVERTISEMENT
"Riset ini bisa membantu mengatasi kekhawatiran bahwa (legalisasi ganja) bisa membuat penggunaan ganja pada remaja meningkat," ujar pemimpin riset Mark Anderson kepada Associated Press.
Ilustrasi Tanaman Ganja Foto: Pixabay
Anderson dan timnya mempelajari data dari sekitar 1,4 juta remaja di AS. Data didapat dari Youth Risk Behaviour Surveys. Itu adalah survei tahunan yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention).
Menurut Anderson, ini mungkin akibat sulitnya remaja berusia di bawah 18 tahun untuk membeli ganja legal dari apotek berlisensi. Sebab, mereka harus menunjukkan kartu identitas untuk membuktikan usianya itu. Selain itu, ganja yang dijual di apotek tersebut harganya jauh lebih mahal.
Anderson mengatakan bahwa ia dan timnya tidak menemukan perubahan ini setelah penggunaan ganja untuk medis dilegalkan. Perubahan hanya terjadi ketika penggunaan ganja untuk hiburan dilegalkan.
Ilustrasi krim dari ganja. Foto: Shutterstock
Menurut laporan BBC News, hasil riset ini sejalan dengan riset sebelumnya. Riset sebelumnya yang dipublikasikan pada Desember 2018 itu menemukan bahwa penggunaan ganja pada remaja di negara bagian Washington, AS, menurun setelah legalisasi ganja pada 2012.
ADVERTISEMENT
Tetapi, hasil riset ini bertentangan dengan sebuah riset lain yang dipublikasikan pada 2018. Riset lain yang dilakukan di negara bagian Colorado, AS, itu menemukan bahwa jumlah pelajar SMA yang mengaku menggunakan ganja tetap sama, baik sebelum maupun sesudah legalisasi.
Anderson menyatakan ia dan timnya akan terus mempelajari hal ini. Ia berencana akan memperbarui data mengenai hal ini dalam beberapa tahun ke depan.