Riset Ungkap Pentingnya Ejakulasi Pria bagi Kepuasan Seksual Perempuan

26 Oktober 2018 8:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
COVER: Hubungan Seks Suami Istri (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
COVER: Hubungan Seks Suami Istri (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kali, ada sebuah riset baru dalam menginvestigasi peran ejakulasi pria terhadap kepuasan seksual perempuan. Riset ini menemukan banyak perempuan melaporkan bahwa mereka mengalami orgasme yang lebih intens ketika pasangannya ejakulasi.
ADVERTISEMENT
Riset ini dipimpin oleh ilmuwan dari European Institute for Sexual Health. Hasil temuannya telah dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine.
"Sebagian besar hasil riset didapat melalui pengamatan klinis. Ketika melakukan kerja praktik klinis, saya menemukan bahwa para perempuan memiliki pendapat yang kuat mengenai ejakulasi pria, dan sekarang saya tidak membicarakan mengenai kriteria klinis yang difokuskan sebagian besar riset, seperti waktu latensi ejakulasi intravaginal atau seberapa lama pria bisa mengontrol atau menahan ejakulasinya," jelas pemimpin riset Andrea Burri seperti dikutip PsyPost.
"Sekarang kita berbicara mengenai aspek relevan non klinis lain, seperti seberapa ejakulasi yang pria keluarkan atau seberapa keras pria mendesah dan lain sebagainya."
Rahasia Bercinta Suami yang Istri Perlu Ketahui (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Rahasia Bercinta Suami yang Istri Perlu Ketahui (Foto: Shutterstock)
Menurut Burri, banyak perempuan yang merasa terbebani ketika pasangan prianya mengalami ejakulasi yang tertunda atau ketidakmampuan untuk berejakulasi. Ia mengatakan bahwa hal tersebut membuat para perempuan merasa tidak diinginkan atau tidak menarik.
ADVERTISEMENT
"Namun tidak banyak, bahkan nyaris tidak ada, riset yang dilakukan untuk melihat lebih dekat atas bagaimana dampak ejakulasi pria terhadap perempuan, baik bagi kepuasan seksual mereka, fungsi seksual, dan aspek mana yang mereka anggap penting," katanya.
Dalam risetnya, Burri dan tim melakukan survei terhadap 240 orang perempuan heteroseksual berusia antara 20 hingga 60 tahun yang aktif secara seksual. Mereka ditanya mengenai preferensi seksualnya, dan dari sini tim peneliti menemukan 50,43 persen perempuan menganggap pasangannya berejakulasi saat melakukan hubungan badan sangat penting.
"Cukup banyak perempuan mengindikasikan bahwa mereka sendiri merasakan orgasme lebih intens ketika pasangannya berejakulasi, atau ketika mereka merasakan bahwa ejakulasi pasangannya lebih intens, dan juga ketika pasangan mengeluarkan kuantitas ejakulasi yang lebih besar," tambah Burri.
Ilustrasi Hubungan Suami Istri (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hubungan Suami Istri (Foto: Shutter Stock)
Dijelaskan juga bahwa perempuan yang menganggap seks lebih penting juga cenderung melihat bahwa ejakulasi pasangannya, termasuk orgasmenya sendiri, lebih penting.
ADVERTISEMENT
"Seberapa penting ejakulasi pria pasangannya bagu perempuan tergantung pada seberapa penting ia menganggap seks dan juga seberapa penting ia untuk mengalami orgasme," jelas Burri.
"Ada beberapa perempuan yang memberi tahu saya bahwa seks adalah tentang keintiman dan mereka tidak memedulikan apakah mereka merasakan orgasme. Namun bagi beberapa perempuan orgasme adalah hal yang penting."
Pada riset ditemukan 18 persen perempuan mengaku lebih memilih pasangan mereka untuk ejakulasi lebih dulu sebelum mereka sendiri. Sementara sekitar 28 persen mengaku lebih menyukai hal sebaliknya. Tapi sebagian besar, 53,5 persen, mengaku tidak memiliki preferensi tertentu.
"Secara keseluruhan kita bisa bilang bahwa meski ejakulasi pria dan beberapa aspeknya tampaknya memiliki peran penting bagi perempuan, riset ini mendemonstrasikan sebuah variablitias anggapan perempuan terhadap karakteristik ejakulasi pria," kata Burri.
Ilustrasi Hubungan Seks Suami Istri (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hubungan Seks Suami Istri (Foto: Pexels)
Batasan riset
ADVERTISEMENT
Seperti riset lainnya, riset ini juga masih memiliki batasan. Misalnya, penelitian dilakukan di Swiss dan kebanyakan pesertanya masih berusia muda.
Di samping itu, Burri menjelaskan bahwa sebagian besar jawaban yang didapat dari survei berdasarkan 'laporan diri sendiri' para peserta. Artinya, kebenaran atau ketepatannya tidak diketahui dengan pasti.
"Penting untuk mengatakan bahwa ada banyak perempuan yang merasa muak atau jijik terhadap ejakulasi pria dan ini juga harus diinvestigasi lebih lanjut," kata Burri.
"Selain itu ada juga variabilitas besar atas bagaimana perempuan melihat ejakulasi pria dan efeknya terhadap fungsi seksual mereka, jadi sumber dari variabilitas ini juga masih harus dipelajari lebih jauh."