Risiko yang Mungkin Dialami oleh Pendonor Sumsum Tulang Belakang

7 Maret 2019 16:49 WIB
Pramono Edhie dan Ani Yudhoyono. Foto: Antara dan kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pramono Edhie dan Ani Yudhoyono. Foto: Antara dan kumparan
ADVERTISEMENT
Transplantasi sumsum tulang belakang akan dijalani oleh Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai bagian dari penanganan sakit kanker darah yang dideritanya. Para dokter National University Hospital (NUH) di Singapura telah mendapatkan pendonor terbaik untuk transplantasi ini, yaitu Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, yang tak lain adalah adik Ani sendiri.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan transplantasi sumsum tulang belakang biasanya tergantung pada kecocokan genetik antara pasien dan pendonor. Biasanya yang paling cocok adalah saudara kandung.
Sebelum seseorang mendonorkan sumsum tulang belakangnya kepada orang lain, ada serangkaian pemeriksaan yang mesti dilalui. Pertama, dokter akan mencari donor yang cocok dengan tipe jaringan pasien, khususnya tipe jaringan human leukocyte antigen (HLA). HLA adalah protein--atau penanda-- yang ditemukan pada sebagian besar sel dalam tubuh seseorang. Semakin dekat kecocokan antara penanda HLA pasien dan donor, maka semakin baik bagi pasien.
Ani Yudhoyono foto bersama dengan cucu saat berada di rumah sakit. Foto: instagarm @annisayudhoyono
Saat sumsum tulang belakang seseorang dinyatakan cocok, akan ada serangkaian pemeriksaan lain untuk memastikan apakah pendonor merupakan pasangan terbaik bagi pasien. Dalam hal itu, dokter akan meminta beberapa sampel, seperti darah dan DNA.
ADVERTISEMENT
Dokter juga akan memberikan informasi ihwal proses pengambilan sumsum, risiko, dan efek samping, yang akan dialami pendonor.
Dalam proses pengambilan cairan sumsum tulang belakang, dokter akan melakukan pembedahan dengan memberikan anestesi terlebih dahulu kepada pendonor. Ini dilakukan agar selama proses operasi berlangsung, pendonor tidak akan merasakan sakit karena ada dalam kondisi tidur.
Setelah itu, dokter akan menusukkan beberapa jarum untuk menarik sel-sel sumsum dari belakang tulang panggul. Proses itu berlangsung sekitar satu jam.
Efek samping dan risiko
Berdasarkan catatan Be The Match, organisasi nirlaba yang giat melakukan serangkaian penelitian mengenai transplantasi sumsum, ada beberapa efek samping yang umum dialami oleh seseorang usai mendonorkan sumsum tulang belakangnya, yakni mengalami nyeri punggung atau pinggul, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan memar di bagian sayatan.
ADVERTISEMENT
Namun, berbeda orang, bisa berbeda pula efek samping yang dirasakan. Beberapa orang mengatakan bahwa pengambilan sumsum tulang belakang merupakan hal yang menyakitkan, yang lainnya menyebut bahwa itu tidak terlalu menyakitkan.
Mayoritas pendonor sumsum tulang belakang, sebanyak lebih dari 98,5 persen, akan kembali pulih dalam beberapa minggu. Sebagian kecil--sekitar 2,4 persen-- pendonor mengalami komplikasi serius akibat anestesi atau kerusakan tulang, saraf, atau otot di daerah pinggul mereka.
Ilustrasi imun tubuh. Foto: Pixabay
Risiko efek samping anestesi selama proses pengambilan sumsum sebenarnya sama dengan risiko proses pembedahan lainnya. Namun, efek samping anestesi ini jarang sekali terjadi. Adapun efek samping yang umum dialami seseorang ialah sakit tenggorokan atau mual ringan dan muntah.
Dalam hal ini, jumlah sumsum yang disumbangkan juga tidak akan melemahkan tubuh seorang pendonor, atau bahkan melemahkan sistem kekebalan tubuhnya. Karena jumlah rata-rata sumsum yang disumbangkan hanya sekitar satu liter, itu hanya sebagian kecil dari total sumsum seseorang.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar pendonor akan kembali menjalani runtinitasnya dalam beberapa hari usai menjalani operasi, dan sumsum mereka akan secara alami menggantikan dirinya sendiri dalam empat hingga enam minggu.
Bagi pasien, transplantasi sumsum tulang belakang bisa menyembuhkannya dari kanker darah. Sel-sel sumsum tulang belakang baru ini diharapkan bisa menuju sumsum tulang belakang pasien. Sesampainya di sana sel-sel ini akan mulai memproduksi sel-sel darah yang sehat dan bebas kanker.
Biasanya, transplantasi sumsum tulang belakang dilakukan pada pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan kemoterapi standar.
Prosedur medis transplantasi sumsum tulang belakang bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk selesai. Efek samping yang mungkin dialami pasien sebelum sel donor bisa mulai memproduksi sel darah yang sehat, adalah infeksi, anemia, dan pendarahan. Antibiotik dan transfusi trombosit bisa diberikan kepada pasien untuk mencegah komplikasi tersebut.
ADVERTISEMENT