news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Roti Tertua di Dunia Ditemukan di Yordania

17 Juli 2018 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat di mana sisa-sisa roti yang sudah berumur 14.500 tahun ditemukan di Black Desert. (Foto: Alexis Pantos/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat di mana sisa-sisa roti yang sudah berumur 14.500 tahun ditemukan di Black Desert. (Foto: Alexis Pantos/Handout via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Roti tertua di dunia ditemukan di sebuah situs arkeologi di timur laut Yordania. Roti tertua di dunia ini diduga sudah berusia 14.500 tahun dan memiliki bentuk seperti roti pipih. Yang menarik dari penemuan roti ini, ternyata manusia sudah mengenal pembuatan roti sebelum mereka mengenal pertanian.
ADVERTISEMENT
Diduga para pembuat roti ini berasal dari sebuah kelompok masyarakat pemburu dan peramu yang disebut Natufia yang pada saat itu mulai mulai hidup semi menetap dan mulai meninggalkan kebiasaan nomaden. Mereka membuat roti tersebut 4.000 tahun sebelum manusia mengenal bercocok tanam.
"Penemuan roti yang berasal dari zaman ini sangat luar biasa," kata Amaia Arranz-Otaegui, peneliti postdoctoral bidang arkeobotani dari University of Copenhagen, dilansir Reuters. Arranz-Otaegui telah menulis hasil penelitian terhadap penemuan roti ini dan tulisannya sudah diterbitkan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences.
Sebelum penemuan roti ini, menurut Arranz-Otaegui, roti selalu diduga baru muncul setelah manusia mengenal bercocok tanam. Sebelumnya roti tertua yang pernah ditemukan adalah sebuah roti berusia 9.100 tahun yang ditemukan di Turki.
Arranz-Otaegui, and Shakaiteer saat mengumpulkan gandum. (Foto: Joe Roe/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Arranz-Otaegui, and Shakaiteer saat mengumpulkan gandum. (Foto: Joe Roe/Handout via REUTERS)
Roti yang ditemukan di Yordania ini memiliki bentuk yang mirip dengan roti pita, yakni pipih. Ia dibuat dari biji-bijian liar seperti barley, einkorn, dan oat kemudian ditambahkan dengan umbi-umbian air yang semuanya diolah menjadi tepung.
ADVERTISEMENT
Arranz-Otaegui mengatakan resep itu telah diuji coba untuk dibuat kembali oleh para peneliti sehingga mereka dapat memperkirakan seperti apa rasa dari roti zaman prasejarah tersebut. “Ada rasa umbinya,” kata Arranz-Otaegui. “Sedikit kasar dan asin. Tapi sedikit manis juga. ”
Arkeolog Universitas Copenhagen, Tobias Richter, menambahkan roti ini juga menjadi sumber gizi bagi suku Natufia, kelompok manusia prasejarah yang mengonsumsinya.
Menurut bukti dari situs tersebut, suku Natufia memakan daging dan tumbuhan. Ditengah-tengah gubuk tempat tinggal mereka, mereka membuat sebuah perapian bundar yang terbuat dari batu basal datar dan berdiameter sekitar satu meter.