Sains Menjawab Mengapa Hujan Membuat Kita Mudah Mengantuk

3 Oktober 2017 20:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tidur (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tidur (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Beberapa hari ini Kota Jakarta mulai diguyur hujan deras. Hujan disebut-sebut merupakan cuaca yang paling nikmat untuk bermalas-malasan. Ketika hujan turun, banyak orang memiliki alasan untuk tidak melakukan aktivitas apa pun, kecuali berbaring di atas kasur dan memejamkan mata.
ADVERTISEMENT
Selain sering dijadikan sebagai alasan yang membuat orang sulit dan malas pergi ke luar rumah, suasana hujan juga kerap disebut-sebut merupakan penyebab orang-orang mudah mengantuk sehingga momen hujan dijadikan waktu untuk sekadar tidur dan bermalas-malasan.
Tapi, apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh manusia sehingga mudah mengantuk ketika hujan? Ternyata fenomena ini pernah dijelaskan oleh Naomi Rogers, ahli kronobiologi dari Central Queensland University.
Potret tetes hujan (Foto: Giuliamar/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Potret tetes hujan (Foto: Giuliamar/Pixabay)
Dikutip dari qc.com, kepada koran Sydney Morning Herald sang ilmuwan pernah menuturkan penjelasan secara sains mengapa hujan membuat manusia mudah mengantuk.
Pertama, adalah terkait sinar matahari. Rogers menjelaskan bahwa sinar matahari memicu tubuh manusia untuk menghentikan produksi melatonin. Melatonin sendiri adalah hormon yang membuat kita mengantuk seperti saat di malam hari.
ADVERTISEMENT
“Ketika kamu tidak melihat sinar matahari pertama di pagi hari, tubuhmu tidak akan pernah mendapatkan sinyal yang membuatnya perlu diubah ke mode siang hari,” terang Rogers.
Ilustrasi hujan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hujan (Foto: Pixabay)
Kedua, adalah terkait dengan aroma hujan yang begitu menyenangkan, menenangkan, dan menyejukkan. Hal ini disebabkan oleh reaksi kimia yang terjadi ketika hujan. Selama musim kering, ada beberapa jenis tumbuhan yang mengeluarkan minyak yang kemudian terserap ke dalam tanah.
Ketika hujan turun, minyak tersebut akhirnya terbawa oleh air dan tercampur dengan senyawa kimia yang disebut geosemin. Geosemin ini dihasilkan oleh bakteri di dalam tanah.
Minyak dari tumbuhan dan geosemin dari bakteri tanah yang bercampur akan menghasilkan aroma “musky”. Bill Ypsilantis, spesialis kondisi dan kesehatan tanah di Bureau of Land Management Amerika Serikat mengatakan kepada NPR, “Kamu juga akan mencium aroma tersebut ketika kamu sedang berada di kebunmu dan membongkar tanahmu.”
ADVERTISEMENT
Aroma yang dihasilkan saat hujan inilah yang menjadi salah satu penyebab orang-orang mudah menguap dan mengantuk.
Ketiga, adalah terkait dengan suara rintik hujan yang memiliki pola ritmis tertentu. Pola ritmis tetes-tetes air hujan yang membentur atap, jendela, payung, ataupun tanah ini disebut juga sebagai “pink noise”.
Pink noise merupakan sebuah kategori kebisingan yang berada di rentang frekuensi pendengaran manusia, yakni antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Pink noise ini mempunyai karakter khusus, yakni memiliki volume yang lebih rendah pada frekuensi-frekuensi suara yang lebih tinggi.
Berdasarkan beberapa riset, karakter pink noise ini dapat meningkatkan kualitas tidur manusia. Sebab, pink noise dapat menurunkan tingkat aktivitas di dalam otak manusia.
ADVERTISEMENT
Jadi, kini kamu sudah tahu kan kenapa kamu merasa lebih mudah mengantuk dan lebih terdorong untuk bermalas-malasan saat hujan turun?
Tidur (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Tidur (Foto: Pixabay)