Sampah dalam Perut Bangkai Paus Wakatobi: Plastik hingga Sandal Jepit

21 November 2018 11:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
zoom-in-whitePerbesar
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
ADVERTISEMENT
Seekor paus sperma berukuran 9,5 meter ditemukan terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi, Minggu (18/11). Paus tersebut ditemukan dalam keadaan sudah mati dan sebagian tubuhnya mulai membusuk.
ADVERTISEMENT
Akun Instagram resmi milik WWF Indonesia menunjukkan fakta mengerikan mengenai kematian paus malang ini. Di dalam perut paus tersebut ditemukan sampah yang beratnya mencapai 5,9 kilogram.
Apa saja jenis sampah yang ditemukannya di dalam perut paus tersebut?
WWF Indonesia menjabarkan jenis-jenis sampah yang ditemukan dalam perut paus sperma tersebut adalah sebagai berikut.
- Tali rafia seberat 3,26 kilogram (terbanyak)
- Plastik keras sebanyak 19 pcs, seberat 140 gram.
- Botol Plastik sebanyak 4 pcs, seberat 150 gram.
- Kantong plastik sebanyak 25 pcs, seberat 260 gram.
- Sandal jepit sebanyak 2 pcs, seberat 279 gram.
- Gelas plastik sebanyak 115 pcs, seberat 750 gram.
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
zoom-in-whitePerbesar
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
Bahaya plastik bagi kehidupan paus
Sheyka N. Fadela, Marine Species Conservation Assistant dari WWF Indonesia mengatakan bahwa sampah plastik memang merupakan salah satu ancaman bagi kehidupan mamalia laut, termasuk paus sperma.
ADVERTISEMENT
“Sampah plastik yang tertelan membuat paus menjadi tidak nafsu makan (karena merasa sudah kenyang). Dan kedua, sampah itu mau plastik atau tidak, kan' membawa kuman," jelas Sheyka saat ditemui kumparanSAINS dalam acara diskusi konservasi 'Ada Apa Dengan Paus Sperma’ di Jakarta Creative Hub, Maret lalu.
Kuman atau bakteri yang terbawa oleh sampah ketika tertelan oleh paus dikhawatirkan akan menempel pada tubuhnya dan menimbulkan penyakit.
Sheyka juga mengkhawatirkan kandungan kimiawi yang ada pada plastik bisa meracuni paus yang memakannya.
Selain itu, memakan plastik dapat menimbulkan efek kenyang pada paus. Meski kenyang, plastik tentu saja tidak memiliki nutrisi sehingga paus pun lama kelamaan bisa mati apabila ia terlalu banyak menelan sampah plastik.
ADVERTISEMENT