Sampah Plastik Ternyata Menghasilkan Gas Rumah Kaca

8 Agustus 2018 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah plastik (Foto: velkr0/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah plastik (Foto: velkr0/Flickr)
ADVERTISEMENT
Bertambah lagi alasan mengapa sebaiknya kamu tidak menggunakan plastik. Selain karena plastik baru bisa terurai dalam waktu yang sangat lama, plastik ternyata juga dapat menghasilkan gas rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Gas rumah kaca sendiri terbukti secara langsung akan mempengaruhi perubahan iklim, mempengaruhi permukaan laut, suhu global, kesehatan lingkungan, serta mempengaruhi pola cuaca.
Riset dari University of Hawaii di Manoa menemukan bahwa plastik akan melepaskan gas rumah kaca begitu terkena cahaya. Para peneliti menemukan, cahaya tidak hanya memecah plastik, tetapi juga membuat plastik melepaskan metana dan etilena, dua gas rumah kaca yang menjadi masalah bagi lingkungan.
Meskipun gas yang dilepaskan plastik sebenarnya hanya berkontribusi dalam jumlah kecil pada keseluruhan gas rumah kaca yang ada di dunia, tapi bila pemakaian plastik tidak dihentikan atau dikurangi, maka jumlah gas rumah kaca akibat plastik yang terkena panas akan terus bertambah.
Sampah plastik di perairan Indonesia (Foto: Dok. Orb Media)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah plastik di perairan Indonesia (Foto: Dok. Orb Media)
Di lautan jumlah plastik low-density polyethylene (LDPE) yang digunakan untuk membuat kantong makanan beku dan pelapis untuk karton susu ditemukan terus meningkat seiring waktu. Saat sinar matahari menyebabkan proses yang disebut foto-degradasi atau pembusukkan plastik, plastik akan melepaskan gas rumah kaca. Sialnya lagi, emisi gas rumah kaca dari plastik ini dapat terus berlanjut bahkan ketika Matahari telah terbenam.
ADVERTISEMENT
Prinsipnya, ketika plastik terkena sinar Matahari, semakin lama plastik akan rusak dan menjadi potongan-potongan kecil yang disebut mikroplastik. Plastik yang sudah menjadi potongan kecil ini akan semakin mudah untuk berubah menjadi gas.
Sampah Plastik di Tepi Laut (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah Plastik di Tepi Laut (Foto: Wikimedia Commons)
Menurut IFL Science, plastik mulai diproduksi massal sekitar 70 tahun yang lalu. Karena praktis, produksinya terus berlipat ganda dalam waktu 20 tahun belakangan.
“Karena plastik berumur panjang, keterlibatan plastik sebagai penyumbang gas rumah kaca (metana dan etilena) harus diprioritaskan dan ditangani oleh komunitas ilmiah,” kata penulis riset ini.