Saran BMKG untuk Antisipasi Potensi Gempa dan Tsunami di Jawa Barat

4 April 2018 9:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gempa Bumi (Foto: AFP/Atta Kenare)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa Bumi (Foto: AFP/Atta Kenare)
ADVERTISEMENT
Gempa merupakan salah satu bencana alam yang sering dialami umat manusia. Besarnya gempa bermacam-macam dan tidak bisa diprediksi, namun bagaimana jika kita menghadapi gempa yang terasa sangat kuat? Bahkan berpotensi tsunami?
ADVERTISEMENT
Dalam acara Seminar Ilmiah Sumber-sumber Gempa Bumi dan Potensi Tsunami di Jawa Bagian Barat yang diadakan pada Selasa (3/4), diungkapkan fakta bahwa wilayah Jawa bagian barat dilalui oleh sesar aktif, sehingga memiliki kemungkinan terjadi gempa besar di masa mendatang.
Jalur sesar tersebut melalui kota-kota besar termasuk Bandung dan diduga juga melalui Jakarta, meskipun hal ini masih harus dikaji lebih lanjut.
Bukan hanya gempa Bumi, wilayah Jawa Barat pun memiliki kemungkinan untuk terjadi tsunami yang cukup besar.
Mengingat kota-kota di Jawa bagian barat memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan pembangunan infrastruktur yang pesat, BMKG pun mengeluarkan rekomendasi agar wilayah Jawa bagian barat siaga apabila terjadi bencana besar.
“Anyer ini kan kita tahu banyak pabrik kimia, dan belum ada mitigasi tsunaminya,” kata Dr. Danny Hilman Natawidjaja, peneliti utama Puslit Geoteknologi LIPI. Dalam presentasinya, ia menunjukkan bahwa ada kemungkinan Selat Sunda mengalami gempa besar yang disusul dengan tsunami.
Dr. Danny Hilman Natawidjaja. (Foto: Zahrina Yustisia Noorputeri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Danny Hilman Natawidjaja. (Foto: Zahrina Yustisia Noorputeri/kumparan)
Salah satu rekomendasi dari BMKG adalah untuk mendorong penelitian lebih lanjut mengenai gempa di Jawa bagian barat, baik itu identifikasi serta pemetaan terhadap jalur sesar di Jawa bagian barat.
ADVERTISEMENT
“Karena ini akan menyangkut masalah bangunan-bangunan vital yang ada di sekitar sumber-sumber gempa itu, dan juga untuk menghitung kerugian ekonominya berapa. Karena itu ini menjadi prioritas kami,” kata Dr. Jaya Murjaya, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG.
Selain itu, dalam rekomendasi BMKG juga dituliskan pentingnya untuk bertanya "Apa yang harus kita perbuat?", bukan bertanya "Kapan?".
Hal ini mengacu pada kesiapan mitigasi, sehingga kapanpun terjadi bencana, warga sudah siap untuk menghadapinya.
“Kita hidup di daerah bencana gempa bumi. Kita tidak bisa menghindar, oleh karena itu kita harus tahu apa yang perlu dilakukan karena kita hidup di daerah yang rawan bencana gempa bumi dan tsunami,” lanjut Jaya.