news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Seekor Babon Bisa Hidup Lebih dari 6 Bulan dengan Jantung Babi

11 Desember 2018 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Babon. (Foto: Gellinger via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Babon. (Foto: Gellinger via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sama seperti manusia, babon ternyata juga bisa menerima transplantasi jantung. Bahkan lima babon di laboratorium University of Munich, Jerman ini, bukan menerima transplantasi jantung dari babon lain, melainkan dari jantung babi.
ADVERTISEMENT
Kelima babon tersebut merupakan bagian dari percobaan xenotransplantation, transplantasi antar spesies yang berbeda. Dari kelima babon tersebut, seekor babon mati akibat komplikasi kurang dari dua bulan setelah menerima transplantasi jantung babi. Dua ekor babon lainnya berhasil hidup sehat sampai tiga bulan, dan seekor babon lainnya berhasil bertahan hidup sehat lebih dari enam bulan sampai akhirnya menjalani eutanasia.
Menjadikan hewan beda spesies sebagai pendonor organ bagi spesies lain tentu saja bukanlah hal yang mudah. Pada manusia, penerima donor organ dari sesama manusia saja harus mengkonsumsi obat tertentu untuk mencegah sistem imunnya menolak organ yang ditransplantasikan. Apalagi kalau donor tersebut dari spesies yang berbeda?
Dalam riset yang hasilnya telah diterbitkan di jurnal Nature pada 5 Desember 2018 ini, para peneliti yang melakukan transplantasi organ antarspesies ini mencoba pendekatan baru untuk mencegah penolakan sistem imun babon. Yakni dengan cara melakukan pengeditan gen pada jantung babi yang didonorkan melalui teknik CRISPR-Cas9.
Ilustrasi Babon. (Foto: 12019 via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Babon. (Foto: 12019 via Pixabay)
Percobaan ini diharapkan dapat membantu riset-riset lain ke depan agar organ dari spesies lain bisa digunakan oleh manusia.
ADVERTISEMENT
"Potensi menggunakan jantung babi untuk memecahkan masalah kurangnya ketersediaan jantung untuk transplantasi telah menjadi aspirasi bagi para ilmuwan selama lebih dari 40 tahun tetapi terbukti sulit untuk mewujudkannya," komentar Profesor Jeremy Pearson, Direktur Associate Medical di British Heart Foundation, yang tidak terlibat langsung dalam riset ini, sebagaimana dilansir IFL Science.
“Hambatan terbesar adalah penolakan cepat terhadap jantung babi oleh sistem kekebalan tubuh manusia. Ini sebagian besar telah diatasi dengan pengembangan babi hasil rekayasa genetika, yang telah mengurangi komplikasi ini secara berturut-turut."
Meski riset ini berhasil membuat seekor babon hidup lebih dari enam bulan, perjalanan untuk menggunakan jantung spesies lain pada manusia masih sangat panjang. Bila riset panjang ini kelak berhasil, maka di masa depan masalah kurangnya organ yang bisa didonorkan untuk membantu banyak orang lain dapat diselesaikan.
ADVERTISEMENT