Selama Badai Berlangsung, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Bawah Laut?

10 September 2017 16:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badai Irma di AS (Foto: Dok. NOAA National Weather Service National Hurricane Center/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Badai Irma di AS (Foto: Dok. NOAA National Weather Service National Hurricane Center/Handout via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Badai Irma tengah bergerak di Samudra Atlantik. Hari ini (10/9), sebagaimana dilansir Reuters, badai itu telah mencapai selatan Florida, Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Badai sebesar Irma dapat menimbulkan kerusakan yang dahsyat pada kehidupan di darat. Tapi, apa yang sebenarnya terjadi di bawah air atau lautan ketika badai itu berlangsung?
Dikutip dari penjelasan para peneliti kepada Live Science, badai dapat menyebabkan kematian pada koral dan makhluk-makhluk laut lainnya yang tidak melarikan diri dari rumah mereka atau makhluk-makhluk yang berenang secara lambat seperti kuda laut.
Selain kuda laut, hewan-hewan laut yang bergerak lambat lainnya sehingga sulit melepaskan diri dari ancaman gelombang badai adalah kura-kura laut, tiram, kepiting, dan ikan-ikan teritorial.
Adapun makhluk-makhluk laut lainnya seperti hiu dan sejumlah ikan lainnya, dapat dengan muda berenang menjauh dari bahaya badai tersebut karena memiliki kemampuan bergerak di dalam air dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Menurut sebuah blog yang ditulis oleh Brian Mcnoldy, peneliti senior di Rosenstiel School of Marine and Atmospheric Science at the University of Miami, ikan-ikan yang memiliki kemampuan berenang dengan cepat itu dapat menghindai bahaya badai karena sebelumnya mereka dapat mendeteksi perubahan tekanan kecil di dalam air.
Perubahan tekanan air itu mendorong mereka untuk berenang lebih dalam atau lebih jauh dari bahaya badai yang mengancam mereka.
Badai Irma di AS (Foto: Netherlands Ministry of Defence/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Badai Irma di AS (Foto: Netherlands Ministry of Defence/Handout via REUTERS)
Bagaimana badai tercipta?
Curt Storlazzi, ahli geologi kelautan yang bekerja di Badan Survei Geologi AS, menjelaskan bahwa "kekacauan" bermula di atas permukaan laut. Angin badai menghantam air laut sehingga menciptakan gelombang-gelombang. Ketika gelombang-gelombang di lautan itu semakin tinggi, terbentuklah area gelombang yang semakin luas yang berlawanan dengan kekuatan angin yang pada akhirnya justru membuat gelombang-gelombang di lautan itu menjadi semakin besar.
ADVERTISEMENT
Air di bawah gelombang-gelombang itu bergerak secara melingkar dan membentuk lingkaran-lingkaran kecil lain di bawahnya. Untuk memahaminya, coba bayangkan anda sedang memainkan beberapa hula hoop secara bersamaan.
Ada beberapa hula hoop yang berputar dengan hula hoop yang berukuran lebih kecil berada di bawah hula hoop yang berukuran lebih besar. Anggap saja ada banyak sekali hula hoop yang berputar sehingga hula hoop yang paling bawah adalah hula hoop yang ukurannya sangat kecil.
Gelombang yang bertumpuk-tumpuk akibat badai, menurut Storlazzi, memiliki kekuatan ke arah horizontal yang sangat besar selain tekanan ke dasar laut yang juga besar. Kekuatan horizontal itu, ujarnya, dapat mengempaskan sedimen-sedimen lautan maupun benda-benda yang berukuran lebih besar lainnya.
Penampakan Badai Irma dari Luar Angkasa (Foto: Instagram @nasa)
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan Badai Irma dari Luar Angkasa (Foto: Instagram @nasa)
Storlazzi mengatakan benda-benda yang ditaruh oleh manusia di bawah air dapat terbawa dan terlempar oleh kekuatan badai. Benda-benda yang ia maksud itu antara lain adalah bangkai kapal, pipa-pipa gas dan minyak, dan kabel fiber optik. Tak hanya itu, kapal yang berada di atas permukaan laut pun dapat rusak dan terbawa gelombang.
ADVERTISEMENT
“Anda selalu mendengar tentang kapal-kapal tua yang tenggelam dalam badai karena gelombang-gelombang badai itu memiliki gerakan horizontal yang sangat kuat,” kata Storlazzi.
Perubahan lain yang terjadi akibat badai adalah terkait suhu air laut. Menurut Storlazzi, angin kencang yang dahsyat akibat badai dapat mencampur air laut yang dalam dan dingin dengan air yang lebih hangat dan dangkal. "Ketika angin akibat badai menyebar ke seluruh samudra, mereka cenderung meninggalkan jejak air yang lebih dingin," tuturnya.
Sebab, kata Storlazzi, "Mereka (angin-angin badai itu) menarik (ke atas) air dalam yang biasanya lebih dingin daripada air di permukaan yang (lebih hangat karena) dihangatkan oleh sinar matahari."
Penampakan Badai Irma dari Luar Angkasa (Foto: Randy Bresnik/NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan Badai Irma dari Luar Angkasa (Foto: Randy Bresnik/NASA)