Seorang Bocah Autis Berhasil Jadi Mahasiswa Oxford di Usia 6 Tahun

1 Maret 2019 12:44 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joshua Beckford, bocah dengan autisme yang masuk Oxford University saat usianya masih 6 tahun. Foto: TEDxTalks via YouTube
zoom-in-whitePerbesar
Joshua Beckford, bocah dengan autisme yang masuk Oxford University saat usianya masih 6 tahun. Foto: TEDxTalks via YouTube
ADVERTISEMENT
Di balik kekurangan, tersimpan kelebihan. Kata-kata itulah yang tampaknya pantas disematkan kepada Joshua Beckford, bocah dengan autisme yang masuk Oxford University saat usianya masih 6 tahun.
ADVERTISEMENT
Ayah Beckford, Knox Daniel, menemukan kemampuan belajar anaknya yang unik di usia 10 bulan, ketika Beckford duduk di pangkuannya dan memainkan sebuah komputer.
“Saya mulai memberi tahu Joshua huruf-huruf di keyboard itu dan saya menyadari bahwa dia mengingat dan dapat mengerti. Jadi, jika saya mengatakan kepadanya untuk menunjukkan sebuah huruf, dia bisa melakukannya. Kemudian kami beralih ke warna,” ujar Daniel dalam sebuah video wawancara London Live.
Di usia tiga tahun, Beckford mampu membaca dengan lancar. Dia juga telah menguasai bahasa Jepang.
“Sejak usia empat tahun, saya menggunakan laptop ayah saya yang di dalamnya terdapat aplikasi simulator tubuh,” ujar Beckford.
Saat Beckford memasuki usia 6 tahun, ayahnya mengetahui ada program di Oxford University yang khusus ditujukan untuk anak-anak berusia antara delapan dan tiga belas tahun. Untuk menantang Beckford, Daniel mendaftarkan anaknya ke Oxford dan berharap mendapat izin masuk meski anaknya lebih muda dari usia yang telah ditentukan untuk program tersebut.
Oxford University. Foto: Thinstock
Beruntung, dia diberi kesempatan untuk mendaftar, sekaligus menjadi siswa termuda yang pernah diterima. Di sana, Beckford mempelajari filsafat dan sejarah. Dan ia lulus dengan sangat baik.
ADVERTISEMENT
Sarjana muda yang kini berusia 13 tahun itu juga unggul dalam bidang sains, matematika, sejarah, dan bahasa asing, termasuk Jepang, China, Prancis, dan Jerman.
Dari berbagai bidang yang ia minati dan kuasai, Beckford punya keinginan untuk menjadi astronaut. Selama masa studinya, ia juga memiliki minat yang kuat terhadap urusan Mesir. Perhatiannya itu dia tuangkan dengan menulis buku anak-anak tentang Mesir.
Beckford punya cita-cita menjadi sstronaut. Foto: NASA
Bukan hanya itu, Beckford juga menjadi wajah kampanye Black and Minority (BME). Dia membantu menyebarkan misi kampanye dengan menyoroti hambatan yang dihadapi orang kulit hitam ketika mencoba mendapatkan akses dukungan dan layanan autisme.
Ia juga melakukan penggalangan dana untuk tiga badan amal autisme, dua di Afrika dan satu di Inggris. Beckford lantang dalam melakukan kampanye untuk menyelamatkan lingkungan. Dan baru-baru ini dia telah melahirkan sebuah puisi dengan judul “Saving Mother Earth” di Konferensi International TEDx di Wina.
ADVERTISEMENT
Kini, dalam dua tahun ke depan, bocah asal Tottenham itu sedang mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter spesialis bedah saraf.
Atas berbagai prestasinya, kecerdasan luar biasa yang dimiliki Beckford ini telah diakui secara internasional. Bahkan ia masuk ke dalam daftar orang terpintar di dunia.
“Aku ingin menyelamatkan bumi. Aku Ingin mengubah dunia dan mengubah ide orang untuk melakukan hal yang benar tentang bumi,” ujar Beckford ihwal rencana di masa depannya.