Seorang Mahasiswa Meninggal akibat 'Sindrom Nasi Goreng'

30 Januari 2019 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
spageti matang (Foto: PublicDomainPictures/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
spageti matang (Foto: PublicDomainPictures/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Rencananya ingin berhemat dengan memasak spageti dalam jumlah banyak dan menyimpannya untuk dimakan beberapa hari ke depan. Namun hal itu malah membuat seorang mahasiswa asal Belgia meninggal dunia dalam tidurnya.
ADVERTISEMENT
Seorang pria berusia 20 tahun ditemukan meninggal 10 jam setelah memakan spageti yang sengaja ia siapkan lima hari sebelumnya. Berdasarkan laporan kasus ini di Journal of Clinical Microbiology, ia meninggal akibat 'sindrom nasi goreng' yang disebabkan bakteri Bacillus cereus.
Kisah menyedihkan ini bermula ketika pria Belgia itu menghangatkan kembali spageti buatannya yang dimasak lima hari sebelumnya. Pria ini adalah seorang pelajar universitas dan berusaha berhemat dengan memasak spageti dalam jumlah banyak lalu menyimpannya untuk kemudian dimakan.
Ilustrasi sel dan bakteri (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sel dan bakteri (Foto: Pixabay)
Biasanya ia menyimpan spageti di dalam suatu kotak makan kemudian menikmatinya dengan menambah saus tomat. Spageti yang masih tersisa ia simpan dalam kulkas dan dihangatkan kembali jika ingin memakannya lagi.
Tapi pada hari kejadian, pria ini sempat berkomentar bahwa rasa saus tomat yang ia pakai di spagetinya agak aneh. Meski begitu, ia tetap menghabiskannya dan lanjut pergi berolahraga.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu 30 menit setelah menyantap spageti itu, ia mengalami rasa sakit luar biasa di perut, mual, dan sakit kepala. Ketika kembali ke rumahnya, ia mulai mengalami diare parah dan muntah-muntah.
Sakit perut terjadi karena adanya iritasi lambung. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit perut terjadi karena adanya iritasi lambung. (Foto: Thinkstock)
Meski kondisinya memburuk, ia tidak segera mengunjungi rumah sakit atau klinik terdekat. Pria itu lebih memilih untuk tetap di rumahnya, minum banyak air dan tidur untuk memulihkan kondisi tubuhnya.
Keesokan harinya, orang tuanya menjadi khawatir karena mahasiswa ini tidak bangun untuk pergi ke kampusnya. Kemudian mereka memutuskan untuk mengunjunginya dan menemukan anaknya dalam kondisi meninggal.
Hasil autopsi, sebagaimana dilaporkan IFL Science, menunjukkan bahwa ia meninggal pada pukul 04.00 pagi waktu setempat, kira-kira 10 jam setelah ia menyantap spageti itu. Sementara tubuhnya diautopsi, sampel spageti dan saus yang ia makan dipelajari di National Reference Laboratory for Food-borne Outbreaks (NRLFO).
Ilustrasi laboratorium (Foto: jarmoluk via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laboratorium (Foto: jarmoluk via Pixabay)
Dari hasil autopsi ditemukan bahwa pria ini mengalami nekrosis hati, hal ini mengindikasikan bahwa organ hatinya tiba-tiba mati. Selain itu, mereka juga menemukan bahwa mahasiswa ini menderita pankreatitis akut.
ADVERTISEMENT
Sementara hasil pemeriksaan feses menunjukkan adanya bakteri Bacillus cereus. Bakteri itu adalah penyebab utama keracunan makanan bernama "sindrom nasi goreng", yakni sebuah keracunan yang biasa terjadi ketika meninggalkan nasi goreng begitu saja pada suhu ruangan untuk beberapa jam.
Begitu juga dengan sampel makanannya. NRLFO menemukan Bacillus cereus dalam jumlah yang signifikan. Hal ini mengonfirmasi bahwa spageti yang disantapnya menjadi penyebab sakit dan meninggalnya mahasiswa tersebut.