Seorang Pria Terkena Penyakit Otak Langka Setelah Makan Otak Tupai

17 Oktober 2018 8:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sakit kepala. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit kepala. (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Seorang pria berusia 61 tahun asal New York, AS, menderita penyakit otak langka yang berbahaya setelah ia memakan otak tupai. Kejadian ini terjadi pada tahun 2015.
ADVERTISEMENT
Kala itu, pria ini dibawa ke rumah sakit di Rochester, New York, AS, setelah mengalami penurunan kemampuan berpikir dan seperti tidak dapat membedakan kenyataan dengan khayalan. Ia juga perlahan kehilangan kemampuan berjalannya.
Hasil pemeriksaan MRI menunjukkan bahwa otaknya mengalami gejala mirip dengan penyakit otak langka yang disebut variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD), penyakit otak langka yang mematikan dan disebabkan oleh infeksi protein yang disebut prion.
Kasus ini sangat langka. Sampai saat ini baru ada ratusan kasus yang ditemukan dan sebagian besar kasus terjadi karena konsumsi daging sapi yang terkontaminasi. Pada kasus yang melibatkan sapi, vCJD lebih dikenal dengan nama penyakit sapi gila.
Pada kasus pria ini, ia terkena penyakit otak bukan karena memakan sapi, melainkan karena memakan tupai.
Tupai (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Tupai (Foto: Pixabay)
Pria ini dan keluarganya dikenal senang berburu. Dalam laporan medis yang dibuat oleh Dr. Tara Chen dari Rochester Regional Health, dijelaskan bahwa pria ini memakan otak tupai. Tidak diketahui apakah ia hanya memakan otaknya atau juga memakan bersama dengan daging tupai.
ADVERTISEMENT
Kepada Live Science, Chen mengatakan penyakit ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu cepat, umumnya satu tahun setelah diagnosis. Nahasnya lagi, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini.
Ada 3 macam
Menurut National Institutes of Health, setiap tahunnya vCJD hanya menjangkiti satu dari sejuta orang di seluruh dunia. Ada tiga macam CJD, yaitu yang diturunkan, yang muncul karena kontak dengan jaringan yang sebelumnya telah terinfeksi, dan satu jenis lagi yang muncul bukan karena faktor genetis atau lingkungan.
Ilustrasi x-ray otak. (Foto: toubibe via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi x-ray otak. (Foto: toubibe via Pixabay)
Pada November 2017 hingga April 2018, terdapat empat kasus penyakit vCJD yang ditemui oleh para dokter di Rochester Regional Health. Angka ini terbilang tinggi sehingga membuat Chen dan rekan-rekannya memeriksa kembali kasus CJD yang pernah terjadi dalam kurun waktu 2013 hingga 2018. Pada saat memeriksa kasus-kasus inilah dokter menemukan kasus kematian akibat memakan otak tupai.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan terhadap kasus-kasus ini juga menunjukkan bahwa seringkali diagnosis pada CJD terlambat dan baru dipastikan saat autopsi setelah kematian.