Sering Pusing Saat Berdiri Bisa Jadi Tanda Bahaya

8 Agustus 2018 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pusing (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pusing (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sering merasa pusing saat berdiri ternyata jadi cara tubuh memberitahukan ada bahaya yang mengintai. Menurut sebuah riset terbaru, ada korelasi antara merasa pusing dan lemah ketika berdiri dengan risiko demensia, kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran.
ADVERTISEMENT
Dilansir IFL Science, riset yang dipublikasikan di jurnal Neurology ini mempelajari lebih dari 11 ribu orang selama 25 tahun terakhir. Para peneliti memonitor kondisi demensia dan juga stroke para peserta.
Dari seluruh peserta yang dipantau ini, ada 1.068 orang mengalami demensia dan 842 orang mengalami stroke akibat penutupan aliran darah ke otak. Selama riset tekanan darah mereka saat berdiri juga ikut dipantau.
Penurunan tekanan darah saat berdiri diketahui sebagai hipotensi ortostatik, dan kondisi ini dapat menyebabkan orang merasa lemah dan pusing. Di antara peserta riset ada 552 orang telah menderita hipotensi ortostatik sejak awal.
"Hipotensi ortostatik telah dihubungkan dengan penyakit jantung dan mudah pingsan. Jadi kami ingin melakukan sebuah riset besar untuk menentukan apakah jenis tekanan darah rendah ini berhubungan dengan masalah di otak, secara spesifiknya demensia," kata pemimpin riset Andreea Rawlings.
Sakit kepala  (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit kepala (Foto: thinkstock)
Dalam riset ini ditemukan bahwa orang dengan hipotensi ortostatik memiliki risiko 54 persen lebih tinggi mengalami demensia. Ditemukan juga bahwa dari 11.156 orang peserta riset yang tidak mengalami hipotensi ortostatik, hanya sembilan persen atau 999 orang yang mengalami demensia. Sementara dari 552 orang yang menderita hipotensi ortostatik ada 12,5 persen atau 69 orang yang menderita demensia.
ADVERTISEMENT
Mereka yang menderita hipotensi ortostatik juga ditemukan memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk terkena stroke.
"Mengukur hipotensi ortostatik pada orang-orang berusia paruh baya mungkin bisa menjadi cara baru mengidentifikasi risiko demensia atau stroke," ujar Rawlings.
"Diperlukan riset lanjutan untuk menemukan apa yang mungkin menyebabkan adanya hubungan ini dan juga untuk menginvestigasi strategi untuk mencegah demensia atau stroke," kata dia lagi.
Ilustrasi pusing disertai mata kabur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pusing disertai mata kabur. (Foto: Thinkstock)
Badan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mengatakan belum bisa dipastikan bahwa hipotensi secara langsung menyebabkan demensia. Selain itu ada juga batasan pada riset yaitu para peneliti tidak melakukan diagnosis hipotensi secara lanjut pada para peserta riset.
"Artinya kita tidak mengetahui apakah orang yang memiliki hipotensi sejak awal riset telah berhasil diobati," jelas NHS. "Kita juga tidak mengetahui apakah orang yang tidak memiliki hipotensi pada awal riset kemudian terkena kondisi ini," imbuh mereka.
ADVERTISEMENT