Setnov Menangis, Sains Jelaskan Tujuan Manusia Meneteskan Air Mata

22 Maret 2018 19:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Ketua DPR Setya Novanto menangis di persidangan kasus e-KTP. Saat diperiksa sebagai terdakwa kasus megakorupsi tersebut, Novanto mengucapkan permintaan maafnya sembari menangis.
ADVERTISEMENT
Tangisan Novanto terdengar sesaat setelah hakim menyelesaikan pertanyaannya. Di ruang sidang itu, Novanto menangis sambil meminta maaf.
"Yang mulia pertama-tama saya menyampaikan permohonan maaf saya tulus dari hati saya, kepada Yang Mulia Majelis Hakim kepada seluruh pengunjung sidang, kepada seluruh masyarakat Indonesia, yang mana dalam proses persidangan ini ada tingkah laku dan perbuatan saya telah mengganggu proses persidangan ini baik langsung maupun tidak langsung mohon dimaafkan," kata Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (22/3).
Tangisan Novanto ini rupanya menjadi perbincangan di media sosial. Banyak warganet berspekulasi terhadap tangisan itu. Ada yang menyebutnya sebagai tangisan buaya. Bahkan ada pula yang mengomentari tujuan Navanto menangis adalah agar ia mendapatkan hukuman yang lebih ringan.
Komentar soal tangisan Setya Novanto (Foto: kumparan)
Apapun spekulasi maupun dugaan terhadap tangisan Novanto, para peneliti telah cukup banyak membahas mengenai fungsi dan tujuan manusia meneteskan air mata.
ADVERTISEMENT
Salah satu ilmuwan yang membahas soal tangisan manusia ini adalah Oren Hasson, ahli biologi evolusi dari Tel Aviv University di Israel.
Menurut teori yang dikemukakan Hasson, air mata dapat berlaku sebagai tindakan yang menunjukkan bahwa Anda telah menurunkan pertahanan Anda.
“Menangis adalah bentuk perilaku yang sangat berkembang (berevolusi),” kata Hasson, dilansir Live Science.
Sidang kasus eKTP Setya Novanto di Tipikor (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Menurut hasil analisis Hasson, menangis adalah aksi menurunkan pertahanan yang berfungsi sebagai bentuk penyerahan diri, bahkan wujud teriakan minta tolong. Ia juga menambahkan, air mata dapat diandalkan sebagai isyarat kerentanan, strategi yang secara emosional dapat mengikat orang lain lebih dekat dengan Anda.
Hasson menuturkan, air mata bisa digunakan untuk membangun dan memperkuat hubungan pribadi. Misalnya, "Anda dapat menunjukkan bahwa Anda tunduk pada penyerang, dan karena itu berpotensi menimbulkan belas kasihan dari musuh, atau Anda dapat menarik simpati dari orang lain, dan mungkin mendapatkan bantuan strategis mereka," paparnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurut Hasson, dengan berbagi air mata kita bisa membentuk ikatan yang menunjukkan bahwa kita benar-benar teman yang memiliki emosi yang sama. "Ini benar-benar manusia," ujarnya.
Namun begitu, Hasson memberi catatan, “Keampuhan perilaku evolusioner ini selalu tergantung pada siapa Anda bersama ketika Anda menangis, dan itu mungkin tidak akan efektif di tempat-tempat, seperti di tempat kerja, ketika emosi harus tersembunyi."
Menurut David Buss, psikolog evolusioner di University of Texas di Austin, konsep soal tangisan dari Hasson ini "menawarkan hipotesis yang paling masuk akal tentang fungsi air mata dan tangisan yang berevolusi."
Buss yang tidak terlibat dalam penelitian Hasson yang telah dipublikasikan di jurnal Evolutionary Psychology ini juga mengatakan, orang-orang telah berspekulasi tentang kemungkinan fungsi air mata, tetapi gagasan Hasson ini selain masuk akal juga sangatlah orisinial.
ADVERTISEMENT