Sinestesia: Dunia Warna Vladimir Nabokov hingga Ed Sheeran

10 Desember 2017 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ed Sheeran tampil di Grammy. (Foto: REUTERS/LUCY NICHOLSON)
zoom-in-whitePerbesar
Ed Sheeran tampil di Grammy. (Foto: REUTERS/LUCY NICHOLSON)
ADVERTISEMENT
Ada misteri di balik kehebatan sejumlah tokoh. Salah satu rahasia itu adalah sinestesia: fenomena otak yang mampu menangkap ragam persepsi dalam satu waktu, baik suara, rasa, dan penglihatan.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, otak mereka saling terhubung dengan beragam indra dengan cara tak biasa. Bayangkan, para sinestesis (sebutan untuk orang yang memiliki sinestesia) dapat mendengar gambar dan mencium aroma suara.
Sinestesia dimiliki 4 persen populasi di dunia. Terdapat beberapa jenis sinestesia seperti warna, pola atau bentuk, rasa, aroma, dan sensasi sentuhan. Namun sinestesia paling umum berupa warna. Seorang sinestesis, misalnya, bisa melihat angka atau huruf seolah menghasilkan warna tertentu.
Itu sebabnya mereka yang memiliki sinestesia kerap disebut sebagai sosok dengan kemampuan dan kreativitas luar biasa.
Siapa saja sih para sintestesis? Berikut beberapa di antaranya.
1. Vladimir Nabokov
Vladimir Nabokov, penulis Rusia, memiliki sinestesia warna jenis grafem. Grafem, yang berarti satuan terkecil dalam sistem aksara, misalnya berupa huruf alfabet, aksara Tionghoa, angka, tanda baca, atau simbol penulisan.
ADVERTISEMENT
Nabokov bukan satu-satunya dalam keluarga dia yang memiliki sinestesia. Ibu dan anaknya pun hidup dalam dunia sinestesia. Anugerah sinestesia itu diceritakan Nobokov dalam autobiografinya, Speak, Memory.
Sinestesia yang dimiliki Nabokov disebut juga dengan chromesthesia, yakni ketika stimulasi nonvisual dapat menghasilkan sensasi warna-warna.
Ia dapat melihat huruf-huruf dengan bentuk tertentu. Seperti huruf “h” yang membentuk tali sepatu berwarna merah; huruf “b” seperti warna kota Siena di Toscana, Italia, yang terbakar dalam kanvas pelukis; dan huruf “v’’ yang dilihatnya sebagai kristal merah muda yang biasa disebut Rose Quartz.
Nabokov menghasilkan banyak karya, namun yang paling dikenal ialah Lolita. Novel itu berkisah tentang ilmuwan Eropa paruh baya, Humbert Humbert, yang terobsesi pada gadis 12 tahun yang juga putri tirinya, Dolores alias Lolita.
ADVERTISEMENT
Lolita sempat menjadi kontroversi dan dilarang di beberapa negara seperti Prancis, Argentina, dan Selandia Baru. Lolita kemudian memunculkan istilah lolita complex, dan kerap digunakan untuk menyebut lelaki yang menyukai gadis di bawah umur.
Karya lain Nabokov, kelahiran 1988, Saint Petersburg, itu antara lain Pale Fire, Ardor: A Family Chronicle, Transparent Things, dan Invitation to a Beheading. Dia juga menulis puisi dan menerbitkan kumpulan cerita pendek.
2. Geoffrey Rush
Geoffrey Rush memiliki sinestesia. (Foto: AFP/Valerie Macon)
zoom-in-whitePerbesar
Geoffrey Rush memiliki sinestesia. (Foto: AFP/Valerie Macon)
Aktor kebangsaan Australia peraih Academy Awards untuk Aktor Terbaik pada tahun 2000 itu memiliki sinestesia jenis grafem, spatio-temporal. Ia dapat melihat warna dalam hari-hari.
Bagi Rush, hari demi hari terhubung oleh ikatan warna yang kuat. Misalnya, Senin berwarna biru pucat, Selasa hijau asam, Rabu ungu gelap, Jumat merah marun, Sabtu putih, Minggu kuning pucat.
ADVERTISEMENT
Rush lahir 6 Juli 1951 di Toowoomba, Quensland. Sejak debutnya di dunia film pada 1981, Rush telah membintangi tak kurang dari 30 film. Di antaranya memenangkan nominasi bergengsi Academy Award dan Emmy Award.
Shine (1996) yang menyabet Academy Award for Best Actor, BAFTA Award for Best Actor in a Leading Role, hingga Golden Globe Award for Best Actor; A Little Bit of Soul (1998) dinominasikan dalam Australian Film Institute Award untuk Best Actor in a Supporting Role; The Life and Death of Peter Sellers (2004) berhasil meraih Primetime Emmy Award for Outstanding Lead Actor, dan masih banyak lainnya.
3. Duke Ellington
Duke Ellington memiliki sinestesia. (Foto: Wikipedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Duke Ellington memiliki sinestesia. (Foto: Wikipedia Commons)
Edward Kennedy “Duke” Ellington ialah musisi Amerika dengan sinestesia chromesthesia (warna). Lelaki kelahiran Washington, D.C. 24 Mei 1974 itu pencipta lagu, pianis dan bergabung dalam band jazz.
ADVERTISEMENT
“Jika (musisi jazz) Harry Carney sedang bermain, D adalah goni biru tua. Jika (pemain seksofon) Johnny Hodges sedang bermain, G menjadi satin biru muda,” kata Ellington dalam Sweet Man: The Real Duke Ellington yang ditulis Don George.
Ellington muda belajar piano sejak 7 tahun. Ia terus menekuni musik dari bermain musik di kelab dan kafe di Washington, hingga ia kemudian menjadi musisi yang melegenda di Amerika Serikat.
Di antara lagu-lagunya yang terkenal adalah Alabamy Home, Black and Tan Fantasy, Creole Love Call, Do Nothing Til You Hear From Me, I’m Beginning to See The Light, In a Sentimental Mood, It Don’t Mean A Thing (If it Ain’t Got That Thing), dan Solitude.
ADVERTISEMENT
4. Arthur Rimbaud
Arthur Rimbaud memiliki sinestesia. (Foto: Wikipedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Arthur Rimbaud memiliki sinestesia. (Foto: Wikipedia Commons)
Jean Nicolas Arthur Rimbaud adalah penyair Perancis yang memiliki sinestesia grafem (warna). Meski tak disebut terang-terangan, sinestesia Rimbaud disebut tampak pada karya-karyanya. Salah satunya, Vowels.
A Black, E white, I red, U green, O blue : vowels, I shall tell, one day, of your mysterious origins: A, black velvety jacket of brilliant flies Which buzz around cruel smells,
Gulfs of shadow; E, whiteness of vapours and of tents, Lances of proud glaciers, white kings, shivers of cow-parsley; I, purples, spat blood, smile of beautiful lips In anger or in the raptures of penitence;
U, waves, divine shudderings of viridian seas, The peace of pastures dotted with animals, the peace of the furrows Which alchemy prints on broad studious foreheads;
ADVERTISEMENT
O, sublime Trumpet full of strange piercing sounds, Silences crossed by Worlds and by Angels: O the Omega, the violet ray of Her Eyes!
Pada puisinya itu, Rimbaud menyebut huruf-huruf dengan merujuknya pada warna-warna tertentu. Misalnya, huruf “A” pada jaket beludru hitam, huruf “E” pada putihnya uap dan tenda, atau huruf “U” pada biru ombak.
5. Ed Sheeran
Ed Sheeran (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ed Sheeran (Foto: Flickr)
Musisi yang digandrungi milenial ini ternyata seorang sinestesia. Penyanyi, penulis lagu, sekaligus produser rekaman kelahiran 17 Februari 1991 ini memiliki sinestesia jenis warna.
Sheeran disebut memiliki warna dalam musiknya. Situs ppcorn merilis 15 hal yang tak banyak diketahui orang tentang Ed Sheeran. Nomor 3 menyebutkan, ia memiliki bentuk sinestesia yang ringan.
ADVERTISEMENT
Pemilik nama asli Edward Christopher itu memiliki warna kesukaan biru, namun melihat warna dalam musiknya sebagai oranye.
Sementara seorang sinestesia lainnya, Kathryn Jackson, menyebut musik yang dibawakan Ed Sheeran punya rasa domba.
6. Pharrel Williams
Pharrel Williams (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Pharrel Williams (Foto: REUTERS)
Pencipta lagu dan penyanyi Happy, soundtrack film Despicable Me 2 me itu tak hanya dapat mendengar musik, namun juga melihatnya.
“Saya selalu bisa melihat (musik). Saya tidak tahu apakah itu masuk akal, tapi saya selalu bisa memvisualisasikan apa yang saya dengar. Rasanya seperti warna yang aneh,” kata Williams dalam Nightline ABC TV.
Jadi saat ia bernyanyi “It might seem crazy what I’m about to say, sunshine she’s here you can take away. I’m a hot air ballon, I could go to space,” mata Williams memang melihat balon di udara (yang tak dilihat orang lain), bahkan dapat merasakan balon itu di mulutnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, apakah kamu mengenal orang yang memiliki sinestesia di sekitarmu? Atau jangan-jangan kamu sendiri, tanpa kamu sadari, ternyata seorang sintesis?
===============
Simak ulasan mendalam lainnya dengan mengikuti topik Outline!