Spesies Baru yang Semarga dengan Cicak Ahok Ditemukan di Gunung Muria

31 Mei 2019 18:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cnemaspis muria, spesies baru cicak yang ditemukan di Gunung Muria. Foto: Awal Riyanto/LIPI
zoom-in-whitePerbesar
Cnemaspis muria, spesies baru cicak yang ditemukan di Gunung Muria. Foto: Awal Riyanto/LIPI
ADVERTISEMENT
Satu lagi spesies baru cicak ditemukan di Indonesia, tepatnya di kawasan Gunung Muria, Jawa Tengah. Temuan spesies baru cicak ini secara resmi telah dipublikasikan di jurnal Zootaxa pada 17 Mei 2019.
ADVERTISEMENT
Spesies baru yang berjenis cicak batu ini diberi nama ilmiah Cnemaspis muria. Kata muria merujuk pada nama lokasi tempat cicak itu ditemukan, yakni Gunung Muria.
Yang menarik, spesies baru ini masih satu genus atau satu marga dengan spesies cicak Ahok (Cnemaspis purnamai) yang ditemukan di Belitung Timur dan resmi diakui sebagai spesies baru pada akhir 2017 lalu. Yang lebih menarik lagi, ini adalah spesies pertama dari genus atau marga Cnemaspis yang ditemukan di Pulau Jawa. Sebelumnya, cicak dari genus Cnemaspis tidak pernah ditemukan di Jawa.
Spesies baru cicak batu ini pertama kali dijumpai oleh Andri IS Martamenggala dari GAIA Eko Daya Buana. Andri merupakan salah anggota tim pendeskripsi spesies baru saat melakukan kegiatan survei pendataan keragaman hayati di Gunung Muria, Jawa Tengah pada Juli 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Temuan tersebut kemudian mendorong Andri untuk mengunjungi Museum Zoologicum Bogoriense yang berada dalam pengelolaan Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Museum tersebut menjadi pusat acuan ilmiah untuk melakukan verifikasi terkait keragaman satwa liar Indonesia.
Setelah Andri mendatangi museum LIPI, lalu dibentuklah sebuah tim yang terdiri dari peneliti GAIA Eko Daya Buana dan peneliti LIPI untuk memastikan temuan tersebut dengan melihat langsung keberadaan si cicak ke lokasi.
Berdasarkan catatan ilmiah, distribusi cicak dengan genus atau marga Cnemaspis di Indonesia hanya sampai di daerah Gunung Rajabasa di Lampung, Kalimantan Barat, serta pulau kecil di Selat Karimata.
“Setelah melalui kajian morfologis dan filogeni, tim mendapatkan kesimpulan bahwa cecak batu dari Gunung Muria tersebut merupakan spesies baru,” ujar Awal Riyanto dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, sebagaimana dikutip dari pernyataan tertulis LIPI yang diterima kumparan, Jumat (28/5).
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri morfologi spesies baru ini adalah memiliki pupil yang bulat, panjang tubuh mencapai 5,8 sentimeter, dan struktur tuberkular seperti kerucut pada kepala bagian belakang. Ciri-ciri lainnya, ada alur berkutil pada nuchal loop atau lingkaran tengkuknya, ada susunan deret tuberkular dorsal yang tidak linier, serta tidak terdapat pori-pori prakloakal maupun femoral.
“Spesies jantan mempunyai warna perut dan pangkal kuning serta ujung ekor putih, sedangkan betina perut berwarna putih dan setengah panjang ekor bagian belakang dihiasi warna hitam putih berselang seling seperti cincin,” jelas Awal.
Cnemaspis muria dijumpai di habitat yang berupa bebatuan di sepanjang sungai dan perkebunan kopi serta mungkin juga dalam hutan pada ketinggian antara 600 hingga 650 meter.
ADVERTISEMENT
“Tim peneliti menduga cecak ini mempunyai peran dalam ekosistem perkebunan kopi sebagai pengendali populasi serangga,” ujar Awal. Oleh karena itu, ia menegaskan, penggunaan herbisida dan insektisida di perkebunan kopi sebagai habitat spesies baru ini harus dibatasi dan baru boleh diterapkan hanya jika terjadi ledakan hama.