Spesies Katak Baru yang Berhidung Lancip Ditemukan di Sumatra

6 Juli 2018 20:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spesies katak baru berhidung lancip (Foto:  Dok. E.N. Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Spesies katak baru berhidung lancip (Foto: Dok. E.N. Smith)
ADVERTISEMENT
Spesies katak baru yang berhidung lancip ditemukan di Sumatra oleh tim peneliti Indonesia yang berkolaborasi dengan seorang peneliti dari Amerika Serikat. Hasil penemuan spesies katak baru ini telah dipublikasikan di jurnal Zootaxa pada 3 Juli 2018.
ADVERTISEMENT
Penemuan katak ini bermula dari satu ekspedisi di Sumatra pada 2013. Amir Hamidy, Kepala Laboratorium Herpetologi LIPI yang ikut menemukan dan meneliti spesies ini, menjelaskan bahwa katak ini merupakan salah satu spesies dari kelompok katak bertanduk dengan marga Megophyrs.
“Yang khas dari katak ini adalah ia memiliki tanduk di kepalanya, di bagian atas matanya. Tapi itu sebenarnya bukan tanduk, tapi bagian kulitnya yang mencuat,” jelas Amir kepada kumparanSAINS, Kamis (5/7).
Yang menarik dari spesies katak bertanduk yang baru ditemukan ini adalah ia memiliki bagian hidung yang lancip. “Karena hidungnya lancip, maka katak ini diberi nama ilmiah Megophyrs lancip.”
Pegunungan Bukit Barisan (Foto: Amelia samulo via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pegunungan Bukit Barisan (Foto: Amelia samulo via Wikimedia Commons)
Amir menuturkan katak ini ditemukan di kawasan Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan hewan endemik di sana. Katak ini bisa ditemukan di wilayah barat dari selatan Sumatra yang dilalui jalur pegunungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Yang khas lainnya dari katak ini adalah ia memiliki kulit berwarna cokelat. “Jadi dia sulit terlihat karena warnanya mirip dengan dedaunan tua yang jauh ke tanah,” kata Amir.
Berdasarkan hasil penelitian, katak ini bukanlah katak yang beracun. Menurut Amir, bisa jadi katak ini sudah biasa ditangkap oleh warga setempat untuk dijadikan hewan peliharaan. Sebab, kelompok katak bertanduk biasanya memang diburu untuk diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan.
Karena baru ditemukan, Amir dan kolega belum mengetahui apakah katak ini memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk dimakan atau bahkan dijadikan obat-obatan atau tidak.
Yang jelas, dari hasil ekspedisi di Sumatra pada 2013 lalu, Amir dan kolega berhasil mengumpulkan beberapa spesies katak. Sebagian spesies katak lainnya yang berjumlah kurang dari sepuluh dari hasil ekspedisi tersebut, menurut Amir, diduga juga sebagai spesies katak baru yang belum pernah diidentifikasi dan dideskripsikan.
ADVERTISEMENT
Kini Amir dan kolega sedang meneliti beberapa spesies katak lainnya itu.
Saat ini di Sumatra ada 104 jenis amfibi yang telah ditemukan dan dalam kurun waktu antara tahun 2013 sampai 2018 sudah ada sekitar 12 spesies baru yang ditemukan. Amir mengatakan, “Dalam kurun 10 tahun ke depan (jumlah spesies ini) akan naik sekitar 20 persen.”