Studi: Alkohol Bikin Orang Lebih Agresif

14 Februari 2018 11:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bir. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bir. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Cognitive, Affective & Behavioral Neuroscience, para peneliti menyimpulkan bahwa minuman beralkohol bisa membuat orang bersikap lebih agresif.
ADVERTISEMENT
Dilansir Live Science, studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of New South Wales di Australia itu menemukan alkohol membuat perubahan yang terjadi di prefrontal cortex, bagian otak yang berfungsi mengatur sikap sosial dan agresi.
Penelitian dilakukan dengan mempelajari serta membandingkan hasil pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) otak manusia yang tidak dan yang minum minuman keras.
Untuk eksperimennya, tim ilmuwan merekrut 50 orang pria dengan usia antara 18 hingga 30 tahun untuk memainkan permainan merangsang agresi sambil berbaring di dalam mesin MRI. Setiap peserta kemudian diberikan satu set di antara dua minuman, entah itu beralkohol atau tidak, sebelum mulai bermain.
Minuman alkohol yang diberikan adalah vodka lemon yang dapat membuat konsentrasi napas alkohol dari si peminum melebihi batas legal dalam mengemudi di Australia, yakni 0,05 persen.
ADVERTISEMENT
Setelah minum, para peserta masuk ke mesin MRI untuk bermain beberapa ronde permainan agresi, yang dideskripsikan kepada peserta sebagai permainan kompetitif. Setiap peserta mendapat sebuah layar yang menampilkan lawan mainnya alias AI (kecerdasan buatan) komputer.
Alkohol dapat menyumbat pembuluh darah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Alkohol dapat menyumbat pembuluh darah. (Foto: Thinkstock)
Peserta harus menekan tombol tiap kali kotak berwarna muncul di layar. Jika peserta berhasil menekan tombol lebih cepat, lawannya akan dihukum dengan 'semburan' suara, dengan skala intensitas antara satu hingga empat yang dipilih oleh pemenang.
Ketika peserta manusia berhasil memenangkan suatu ronde, ia akan diperlihatkan skala intensitas suara yang dipilih oleh AI lawannya untuk hukuman jika kalah. Hal tersebut membuat peserta manusia bisa mengetahui tingkat agresivitas lawannya.
Hasil scan MRI peserta menunjukkan bahwa pemain yang diberikan alkohol mengalami penurunan signifikan pada aktivitas otak di bagian prefrontal cortex saat memberikan respons agresif, dibandingkan mereka yang tidak minum minuman beralkohol.
Bir. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bir. (Foto: Pixabay)
Secara spesifik, penurunan aktivitas terjadi pada bagian yang diketahui sebagai dorsomedial dan dorsolateral prefrontal cortices, yang bekerja untuk memori serta inhibisi atau hambatan bagi otot dalam bekerja.
ADVERTISEMENT
"Sikap agresif diperkirakan terjadi karena alkohol memfokuskan perhatian pada penyebab (seperti suara mengganggu) dan menjauhkan dari isyarat inhibisi (yang mencegah sikap agresif)," jelas para peneliti dalam studi tersebut.
Para ilmuwan mempercayai efek alkohol, yang membuat prefrontal cortex lebih menurun daya kerjanya, dapat membuat pemain yang telah mengkonsumsi alkohol lebih sensitif pada isyarat bermusuhan dan kurang memperdulikan etika sosial, yang kemudian menghasilkan sikap yang lebih agresif.
Hindari alkohol. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Hindari alkohol. (Foto: Pixabay)
Peneliti menambahkan, pengurangan aktivitas di bagian otak tersebut "dapat menunjukkan penurunan pada kesadaran diri sendiri" pada orang-orang yang telah mengkonsumsi alkohol.
Meski masih diperlukan studi MRI lain dengan peserta yang lebih banyak lagi untuk mendukung studi ini, para peneliti telah berhasil mendapatkan gambaran jelas dari mana datangnya sikap agresif akibat alkohol.
ADVERTISEMENT