Studi: Anjing Pelacak Bisa Deteksi Serangan Epilepsi

3 April 2019 15:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anjing pelacak dalam apel pagi di Monas, Jakarta Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anjing pelacak dalam apel pagi di Monas, Jakarta Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemampuan penciuman yang dimiliki anjing dianggap bisa melebihi teknologi modern. Seekor anjing pelacak yang sangat terlatih bahkan disebut dapat mendeteksi berbagai macam penyakit seperti diabetes, kanker, dan penyakit parkinson.
ADVERTISEMENT
Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Nature Scientific Reports, baru-baru ini para ilmuwan telah menemukan bahwa anjing juga memiliki potensi untuk mendeteksi serangan epilepsi. Hal ini memungkinkan penderitanya segera mendapatkan penanganan sebelum terjadi kejang.
Penelitian itu dilakukan oleh tim ilmuwan dari University of Rennes, Prancis, yang menguji lima anjing pelacak bernama Casey, Dogder, Lana, Zoey, dan Roo. Mereka ditugaskan untuk mengendus aroma yang spesifik terkait dengan kejang manusia.
Kemudian, tim menyediakan berbagai bau yang diambil dari pasien epilepsi, termasuk bau badan yang dikeluarkan saat menjalani aktivitas santai, olahraga, dan saat epilepsi menyerang.
Pawang anjing sedang melatih anjing pelacak. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Hasilnya, Casey, Dodger, dan Zoey, mampu mengidentifikasi aroma kejang dengan sempurna (100 persen). Sedangkan Lana dan Roo dapat mengidentifikasi dua dari tiga sampel secara tepat.
ADVERTISEMENT
“Hasilnya melampaui harapan kami dengan menunjukkan bahwa memang ada aroma yang khas dari serangan epilepsi,” ujar Amelie Catala, peneliti dari University of Rennes, sekaligus penulis utama penelitian ini, seperti dikutip dari AFP.
“Kami berharap ini akan membuka jalur penelitian baru yang dapat membantu mengantisipasi kejang dan membuat pasien epilepsi tetap aman,” imbuhnya.
Hidung anjing telah berevolusi menjadi sangat sensitif, dan dapat mendeteksi senyawa organik yang lebih spesifik hingga pada konsentrasi kurang dari 0,001 bagian per miliar.
Hidung anjing juga merupakan “Hidung Elektronik” yang paling canggih saat ini. Mereka mampu mengendus bau berbahaya yang tidak dapat tercium manusia yang memiliki deteksi sekitar 300 bagian per miliar.
Catala mengatakan, walau sebelumnya anjing telah terbukti mampu mengendus penyakit kronis, percobaan ini menunjukkan bahwa mereka berpotensi mendiagnosis kesehatan akut yang berlangsung hanya beberapa menit.
ADVERTISEMENT
“Studi tentang bau dengan menggunakan anjing merupakan metode memindai penyakit yang paling cepat, murah, tidak invasif, dan efektif yang sulit diidentifikasi secara normal,” ujar Catala.