Studi: Gurita Ternyata Bisa ‘Melihat’ Melalui Kulit Mereka

10 Oktober 2019 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Binatang gurita. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Binatang gurita. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Keunikan dari cara hidup binatang laut memang sangat beragam. Salah satunya adalah gurita ternyata dapat merespons dan mendeteksi cahaya menggunakan kulitnya, tidak perlu menggunakan mata atau otak sebagaimana hewan-hewan lainnya.
ADVERTISEMENT
Todd Oakley, seorang ilmuwan dari University of California, Santa Barbara, yang melakukan penelitian ini, mengatakan bahwa untuk pertama kalinya hasil uji coba menggunakan sampel kulit gurita menunjukkan kemampuan hewan ini dalam merespons dan mendeteksi cahaya.
Cahaya putih atau biru telah mendorong organ kecil pada kulit gurita yang disebut kromatofor untuk menciptakan gelombang berwarna kuning dan cokelat pada bagian kulit si hewan.
Dalam riset yang hasilnya telah diterbitkan di Journal of Experimental Biology, para peneliti dari dua tim berbeda melibatkan dua jenis gurita untuk mengetahui apakah gurita bisa mendeteksi cahaya tanpa menggunakan mata dan mengubah tampilan warna kulit mereka. Hasilnya, keempat spesies yang diteliti ternyata memiliki senyawa penginderaan cahaya di jaringan luar mata mereka.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, ahli biologi telah mengetahui bahwa mata dan sistem saraf pusat memiliki pengaruh besar dalam mendorong tampilan warna yang berguna untuk menyamarkan gurita atau membiarkannya berkomunikasi.
Menurut Oakley, sebuah makalah yang terbit pada tahun 1993 sebenarnya telah memprediksi hal ini. Dalam makalah itu dilaporkan bahwa kulit gurita tampaknya mampu merespons cahaya. Selain itu, peneliti juga telah menduga gurita memiliki protein yang disebut opsin, yang mungkin memengaruhi fungsi lain pada kulit sebagai sensor cahaya.
Gurita Dumbo. Foto: NOAA Ocean Exploration & Research
Desmond Ramirez, rekan penelitian Oakley, telah bekerja selama berbulan-bulan untuk menentukan apakah cahaya dapat memicu tampilan perubahan warna pada sampel kulit gurita yang terpotong.
Hasilnya, gagasan yang dikeluarkan peneliti sebelumnya sesuai dengan penemuan Ramirez, bahwa cahaya biru-hijau menjadi pemicu awal dalam perubahan warna pada sampel kulit gurita. Uji coba itu juga menegaskan bahwa gurita memiliki opsin yang hidup di kulitnya, sebagaimana dilansir Science News.
ADVERTISEMENT
Menurut Oakley, opsin yang bekerja di luar mata mungkin memiliki sensor cahaya lokal untuk merespons cahaya dan telah menyempurnakan gurita dalam melakukan penyamaran atau bahkan membantu mereka merasakan tanda-tanda lain yang terjadi di lingkungannya. Kendati begitu, kata Oakley, gagasan ini masih sangat awal sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.